Minggu, 31 Maret 2019

Ngaji syarah ayyuhal walad - karya imam alghazali episode keempat.

Kitab Ayyuhal Walad Fii Nashihatil Muta'allimina wa Mau'idhatihim Liya'lamu wa Yaumayyizuu 'ilman Nafi'an Min Ghairihi halaman 4 Karya Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali rahimahullahu ta'ala : 

@ngajisyarahyaayyuhalwalad/S=0004/klik.


وما تقول فى هذا الحديث : بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله الا الله وأن محمد رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت لمن استطاع إليه سبيلا ؟.

dan apa yang dapat kamu katakan mengenai hadis ini, yang berbunyi : agama islam itu dibangun atas lima perkara : bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan menegakan shalat dan menunaikan zakat dan berpuasa dibulan ramadhan dan menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu ?.

والإيمان قول بالسان وتصديق بالجنان وعمل بالأركان ودليل الأعمال أكثر من أن يحصى وإن كان العبد يبلغ الجنة بفضل الله تعالى وكرمه لكن بعد أن يستعد بطاعته وعبادته لأن : رحمة الله قريب من المحسنين ؛ ولو قيل أيضا : يبلغ بمجرد الإيمان قلنا : نعم لكن متى يبلغ ؟ وكم من عقبة كؤود يقطعها إلى أن يصل ؟ فأول تلك العقبات عقبة الإيمان وأنه هل يسلم من سلب الإيمان أم لا ؟ واذا وصل هل يكون خائبا مفلسا ؟ وقال الحسن البصري : يقول الله تعالى لعباده يوم القيامة : أدخلوا يا عبادي الجنة برحمتي واقتسموها بأعمالكم.

dan iman itu adalah ucapan dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mempraktekan dengan anggota tubuh kita dan dalil-dalil tentang amal-amal (yang sholeh) sangat banyak sampai tidak terhitung meskipun seorang hamba mampu mencapai kepada surga dengan sebab anugerah Allah ta’ala dan kemurahannya akan tetapi kita ini mampu untuk mempersiapkan diri dengan mentaati (perintah-perintah) Allah dan beribadah kepadanya, karena : rahmat Allah itu sangat dekat dari orang-orang yang berbuat baik ; dan jikalau dikatakan juga : bukankah seseorang itu dapat mencapai kepada surga hanya dengan iman saja, kami katakan : iya benar, tapi kapan kamu sampai (kepada pencapaian iman kamu itu) ? dan berapa banyak tajakannya yang sangat sulit dan terjal yang kamu sudah lewati agar kamu sampai (derajat iman yang paling tinggi) ; maka tanjakan pertama itu adalah tanjakan iman dan bahwasannya iman saja tanpa mengamalkannya Apakah dapat menyelamatkan kamu dan tercabutnya iman itu sendiri atau tidak ? dan jika kamu telah sampai Apakah dia akan menjadi seorang kecewa lagi bangkrut ? ; dan berkatalahimam alhasan albasri : Allah ta’ala berfirman kepada hamba-hambanya pada hari kiamat : masuklah kalian wahai hamba-hambaku ke dalam surga dengan rahmatku dan kalian bagi-bagikanlah surga ini sesuai dengan amal-amal yang kalian telah kerjakan (selama didunia).


أيها الولد ما لم تعمل لم تجد الأجر ؛ حكي أن رجلا من بني إسرائيل عبد الله تعالى سبعين سنة ؛ فأراد الله تعالى أن يجلوه على الملائكة ؛ فأرسل الله إليه ملكا يخبره أنه مع تلك العبادة لا يليق به دخول الجنة ؛ فلما بلغه قال العابد : نحن خلقنا للعبادة فينبغي لنا أن نعبده فلما رجع الملك قال : إلهي أنت أعلم بما قال ؛ فقال الله تعالى إذا هو لم يعرض عن عبادتنا فنحن مع الكرم لا نعرض عنه إشهدوا يا ملائكتي أني قد غفرت له.

Wahai anakku, selama kamu tidak beramal maka kamu tidak akan mendapat ganjarannya (surganya) ; dikisahkan bahwa ada seorang lelaki dari kaum bani israil, dia telah beribadah kepada Allah ta’ala selama 70 tahun maka Allah ta’ala ingin menjelaskan posisi laki-laki ini kepada para malaikat lalu Allah mengutus malaikat kepadanya memberitahukan kepada orang itu sesungguhnya bersama ibadahnya itu tidak layak bagi dirinya untuk masuk ke dalam surgaku ; maka ketika sampai berita itu kepadanya, berkatalah ahli ibadah ini : kami diciptakan untuk beribadah maka sudah sepatutnya kita untuk beribadah kepada Allah maka tatkala malaikat itu kembali (kepada Allah) malaikat itu berkata : wahai Tuhanku Engkau lebih mengetahui dengan apa yang dia telah katakan ; maka Allah ta’ala berfirman : jika demikian dia ini tidak akan pernah berpaling dari beribadah kepadaku maka akupun disertai sifatku, yaitu alkaram (maha dermawan) aku tidak akan berpaling darinya, saksikanlah oleh kalian wahai para malaikatku bahwa aku telah memberi ampunan kepadanya.

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوا أعمالكم قبل أن توزنوا وقال على رضي الله عنه : من ظن أنه بدون الجهد يصل فهو متمن ومن ظن أنه ببذل الجهد يصل فهو مستغن ؛ وقال الحسن رحمه الله تعالى : طلب الجنة بلا عمل ذنب من الذنوب ؛ وقال : علامة الحقيقة ترك ملاحظة العمل لا ترك العمل وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والأحمق من اتبع هواه وتمنى على الله تعالى الأماني.

dan telah bersabda rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : kalian hitunglah diri-diri kalian sebelum kalian akan dihitung kembali (amal perbuatannya) dan kalian timbanglah amal-amal kalian sebelum amal-amal kalian akan ditimbang dan berkata ali semoga Allah meridhoinya : barangsiapa yang menyangka bahwasannya dia dengan tanpa bersungguh-sungguh dalam usaha, dia bisa sampai ketujuannya maka dia adalah orang yang sedang beranggan-angan dan barangsiapa yang menyangka bahwasannya dia dengan dengan mengerahkan daya upaya dia bisa sampai ketujuannya maka dia adalah orang yang tidak butuh pertolongan Allah ; dan berkata alhasan semoga Allah ta’ala merahmatinya : mencari surga dengan tanpa disertai amal adalah dosa dari beberapa dosa ; dan beliau juga berkata : tanda-tanda hakekat keikhlasan, yaitu meninggalkan mengawasi amal bukan meninggalkan amal ; dan bersabda rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : orang yang pandai adalah orang yang bisa menundukan dirinya sendiri dan dia beramal bagi apa yang bermanfaat untuknya setelah dia mati dan orang yang dungu adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah dengan berbagai macam angan-angan.

Sabtu, 30 Maret 2019

Ngaji syarah ayyuhal walad - karya imam alghazali episode ketiga.

Kitab Ayyuhal Walad Fii Nashihatil Muta'allimina wa Mau'idhatihim Liya'lamu wa Yaumayyizuu 'ilman Nafi'an Min Ghairihi halaman 3 Karya Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali rahimahullahu ta'ala : 

@ngajisyarahyaayyuhalwalad/S=0003/klik.


أيها الولد ، لا تكن من الأعمال مفلسا ، ولا من الأحوالا خاليا ، وتيقن أن العلم المجرد لا يأخذ باليد ، مثاله لو كان على رجل فى برية عشرة أسياف هندية مع أسلحة أخرى وكان الرجل شجاعا وأهل حرب فحمل عليه أسد عظيم مهيب فما ظنك ؟ هل تدفع الأسلحة شره عنه بلا استعمالها وضربها ؟ ومن المعلوم أنها لا تدفع الا بالتحريك والضرب. فكذا لو قرأ رجل مائة ألف مسألة علمية وتعلمها ولم يعمل بها لا تفيده الا بالعمل. ومثله أيضا لو كان لرجل حرارة ومرض صفراوي يكون علاجه بالسكنجبين والشكاب فلا يحصل البرء الا باستعمالها.

Wahai anakku, jangan kamu menjadi seseorang yang bangkrut dari amal ibadah yang sudah kamu dapatkan dan jangan kamu budi pekertinya kosong dan yakinlah bahwa ilmu saja (tanpa kamu amalkan itu sia-sia) tidak membawaku ke surgaku (tidak dapat pertolongan dari Allah) permisalannya : seandainya ada seorang lelaki yang berada dihutan belantara, dia membawa 10 pedang dari hindia (bukan hanya pedang saja) bersamanya berbagai macam alat perang lainnya (senjata-senjata lainnya) dan dia adalah seorang laki-laki yang sangat berani dan pandai perang lalu datang kepadanya seekor singa yang besar juga garang maka bagaimana prediksimu ? (akan tetap) apakah senjata-senjata itu dapat menolak kejahatan harimau itu dengan tanpa menggunakannya dan memukulnya dan kita sudah mengetahuinya bahwasannya senjata itu tidak dapat menolak kita dari singa kecuali digerakan dan dipukulkan kepada singa tersebut maka begitu pula, seandainya seorang lelaki dia sudah membaca 100 ribu masalah ilmiyah dan dia sudah mempelajarinya dan dia belum mengamalkannya tidak bermanfaat sama sekali kecuali dengan mengamalkannya dan diberi permisalan juga : apabila seorang lelaki yang dia ini sakit panas dan sakit kuning, pengobatan sakitnya dia hanya bisa disembuhkan dengan obat sakit kuning (sakanjabin dan kasykab) maka dia tidak mendapat kesembuhan kecuali dengan menggunakan dua obat ini.

كرمى دوهزار رطل همى ييمائى # تامى نخورى نبا شدت شيدائى # [ترجم هذا البيت من الفارسية الشيخ محمد أمين الكردى فقال : لو كلت الفى رطل خمر لم تكن # لتيصير نشوانا اذا لم تشرب].

karmi duhzar rithlin hami yima-i # tami nukhuri naba syadat syida-i # [ini adalah bahasa persia, syaikh muhammad aminul kurdi menterjemahkan dalam bahasa arab yang artinya : seandainya kamu sudah menakar sampai 1000 kathi arak, kamu tidak bakalan mabuk apabila kamu tidak meminumnya].


ولو قرأت العلم مائة سنة وجمعت ألف كتاب لا تكون مستعدا لرحمة الله تعالى الا بالعمل : (( وأن ليس للإنسان الا ما سعى )) ؛ (( فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا )) ؛ (( جزاء بما كانوا يكسبون )) ؛ إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات كانت لهم جنات الفردوس نزلا خالدين فيها لا يبغون عنها حولا )) ؛ (( فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلوة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا الا من تاب وآمن وعمل صالحا فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون شيئا )).

dan walaupun kamu sudah membaca berbagai macam ilmu sampai 100 tahun dan kamu sudah mengumpulkan 1000 kitab, kamu belum siap untuk meraih rahmat Allah ta’ala kecuali dengan kamu mengamalkannya [firman Allah –QS. An Najm : 39]: ‘dan bahwasannya seorang manusia itu tidak memperoleh apa-apa selain apa yang telah diusahakannya’ ; [QS. Al Kahfi : 110]: ‘maka barangsiapa yang mengharap ingin berjumpa dengan Tuhan-Nya maka kerjakanlah amal shaleh’ ; [QS. At Taubah]: ‘sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan’ ; [QS. Al Kahfi : 107-108]: ‘sesungguhnya orang-orang yang beriman dan juga orang-orang yang beramal shalih bagi mereka surga firdaus adalah tempat tinggalnya, mereka kekal didalamnya, mereka tidak ingin berpindah darinya’ ; [QS. Maryam : 59-60]: ‘maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan sholat dan telah mengikuti hawa nafsunya maka kelak akan menemui kesesatan kecuali orang yang bertaubat dan juga orang yang beriman dan juga orang yang melaksanakan amal shaleh maka mereka semua akan masuk kedalam surga dan tidak dianiaya sedikitpun’.

Jumat, 29 Maret 2019

Kajian kitab syarah ayyuhal walad - karya imam alghazali episode kedua.

Kitab Ayyuhal Walad Fii Nashihatil Muta'allimina wa Mau'idhatihim Liya'lamu wa Yaumayyizuu 'ilman Nafi'an Min Ghairihi halaman 3 Karya Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali rahimahullahu ta'ala : 

@ngajisyarahyaayyuhalwalad/S=0002/klik.


أيها الولد النصيحة سهلة والمشكل قبولها لأنها فى مذاق متبعى الهوى مرة إذ المناهى محبوبة فى قلوبهم وعلى الخصوص لمن كان طالب العلم الرسمى ومشتغلا فى فضل النفس ومناقب الدنيا فإنه يحسب أن العلم المجرد له سيكون نجاته وخلاصه فيه وأنه مستغن عن العمل – وهذا إعتقاد الفلاسفة – سبحان الله العظيم ! لا يعلم هذا المغرور أنه حين حصل العلم إذا لم يعمل به تكون الحجة عليه آكد كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لا ينفعه الله بعلمه.

wahai anakku, nasihat itu adalah mudah dan yang sulit itu adalah menerimanya karena dia masih merasakan mengikuti hawa nafsunya, bahwa segala sesuatu itu pahit sebab segala sesuatu yang dilarang itu sangat dicintai didalam hati-hati mereka dan dikhususkan bagi siapa saja yang dia itu penuntut ilmu secara resmi dan orang yang menuntut ilmu secara resmi ini disibukan didalam menunjukan dirinya lebih baik daripada teman-temannya dan juga gelar-gelar keduniawiannya karena penuntut ilmu resmi dia menyangka bahwa ilmu saja yang dia miliki akan membawa keselamatannya dan kelulusannya dan dia menyangka bahwa dia tidak perlu mengamalkannya – dan inilah kepercayaan dan idiologi daripada orang-orang filsafat – maha suci Allah yang maha agung ! dia tidak mengetahui orang-orang yang sudah sombong ini (kepedean) bahwasannya ketika dia mendapatkan ilmu itu sendiri apabila dia belum mengamalkannya dengannya (ilmu itu sendiri yang telah didapatkan) itu akan menjadi hujah yang sangat pasti sebagaimana sabda rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : manusia yang sangat keras siksaannya dihari kiamat nanti adalah orang yang berilmu, dimana Allah tidak memberikan manfaat kepadanya dengan ilmu yang dia miliki.

وروي أن الجنيد قدس الله سره رؤي فى المنام بعد موته فقيل له : مالخبر يا أبا القاسم ؟ قال : طاحت تلك العبارات وفنيت تلك الإشارات وما نفعنا إلا ركيعات ركعنا ما فى جوف الليل.

dan juga diriwayatkan bahwa syaikh junaid semoga Allah mensucikan hatinya pernah terlihat daripada mimpi seseorang ketika beliau setelah wafatnya lalu dikatakan : bagaimana kabar anda ya abul qosim ?, beliau berkata : telah rusak berbagai ibarat (redaksional) itu dan telah fana’ (punah) yang sudah diisyaratkan dan tidak ada berguna bagi kami kecuali beberapa roka’at yang kami dirikan dan kami lakukan disepertiga malam.

Kamis, 28 Maret 2019

dzikir dan rajah asma Allah ta'ala arrahman.

Kitab syamsul ma’arif alkubra (mataharinya ilmu-ilmu pengetahuan yang maha besar) juz kedua (02) halaman 161 ; karya Al imam Ahmad bin Ali Albuni rahimahullahu ta’ala.

@ngajikitabsyamsulma’arif/S=0006/klik.


[الفصل الثاني فى اسمه تعالى رحمن] هذا الإسم الشريف له مربع 5><5 يوصف بسر التداخل فى شرف زحل فصاحبه لا يزال يتقلب فى رضوان الله ولا يراه أحد إلا رق له وتتوالى عليه النعم ومن وضعه فى ماء وسقي منه صاحب الحمى الحارة ذهبت عنه لوقتها ومن أكثر من ذكره نظر الله له بعين الرحمة ويصلح ذكرا لمن كان اسمه عبد الرحمن ومن واظب على ذكره كان ملطوفا به فى سائر أحواله وهذه صورته كما ترى :

[alfashluts tsani fi ismihi ta’ala rahmanu] hadzal ismu asysyarifu lahu murabba’u 5x5 yushafu bisirrit tadakhuli fi syarafi zuhali fashahibuhu la yazalu yataqallabu fi ridhwanillahi wa la yarahu ahadun illa raqqa lahu wa tatawalla ‘alaihin ni’amu wa man wadha’ahu fi ma-i wa saqa minhu shahibal huma alharrati dzahabat ‘anhu liwaqtiha wa man aktsara min dzikrihi nazharallahu lahu bi’ainir rahmati wa yashluhu dzikran liman kana ismuhu abdurrahman wa man wazhaba ‘ala dzikrihi kana malthufan bihi fi sa-iri ahwalihi wa hadzihi shuratuhu kama tara :

[fasal yang kedua tentang nama Allah ta’ala rahmanu : dzat yang maha pengasih] rahman ini adalah nama yang mulia, asma ini memiliki rajah segiempat 5x5, asma rahman disifati dengan rahasianya huruf masuk dan keluar diwaktu bersinarnya bintang zuhal maka orang yang memiliki jimat segiempat ini terus-menerus berbolak-balik didalam menerima keridhaan Allah dan tidaklah dia itu dilihat oleh seseorang kecuali dia merasa kasihan kepadanya dan bertambah-tambah atasnya kenikmatan-kenikmatan dan barangsiapa yang meletakan rajah segiempat diair dan dia meminumkan air tersebut kepada orang yang sakit panas maka hilanglah penyakitnya seketika itu dan barangsiapa yang memperbanyak daripada berdzikir dengan asma rahman niscaya Allah akan melihatnya dengan mata kasih sayang dan asma rahman ini cocok sebagai dzikir bagi orang yang namanya abdurrahman dan barangsiapa yang terus menerus berdzikir dengan asma rahman niscaya dia akan dikasihi dengan sebab asma ini didalam seluruh keadaannya dan ini adalah gambar wifiknya sebagaimana yang kamu lihat.

وروي عن الحضر عليه السلام أنه قال : من صلى عصر الجمعة واستقبل القبلة وقال : يا الله يا رحمن إلى أن تغيب الشمس وسأل الله تعالى شيئا إلا أعطاه إياه ؛ وله من العدد 99 وهو زوج فرد ناقص أجزاؤه 37 تشير إلى اسمه تعالى مبقي هذا من حيث رقمه وأما من حيث لفظه فله من العدد 39 وهو عدد فرد ناقص أجزاؤه 47 تشير إلى اسمه تعالى الإله وأما أسماء حروفه فهي 49 تشير إلى اسمين جليلين وهما مبدع فاطر.

Wa ruwiya ‘anil hidhiri ‘alaihis salamu annahu qala : man shalla ‘ashral jum’ati was taqbalal qiblati wa qala : ya Allah ya Rahman ila an taghibasy syamsu wa sa-alallaha ta’ala syai-an illa a’thahu iyyahu wa lahu minal ‘adadi 99 wa huwa zaujun fardun naqishun ajza-uhu 37 tusyiru ila ismihi ta’ala mubqi hadza min haitsu raqmihi wa amma min haitsu lafzhihi falahu minal ‘adadi 39 wa huwa ‘adadun fardun naqishun ajza-uhu 47 tusyiru ila ismihi ta’ala al-ilahu wa amma asma-u hurufihi fahiya 49 tusyiru ila ismaini jalilaini wa huma mubdi’un fathirun.

Dan diriwayatkan dari nabi khidir alaihis salam bahwasannya beliau berkata : barangsiapa yang shalat ashar pada hari jum’at dan dia menghadap kiblat dan dia membaca : ya Allah ya rahman sampai tenggelam matahari dan di meminta kepada Allah ta’ala sesuatu melainkan Allah memberi sesuatu yang dia minta kepadanya dan asma rahman memiliki bilangan jumlahnya 99 dan 99 itu adalah genap sendirian dan kurang, bagian-bagian asma rahman ada 37 bagian itu isyarat kepada nama Allah ta’ala mubqi (dzat yang tetap) inilah isyarat 37 itu dari perkiraan tulisannya dan adapun dari perkiraan lafadznya maka asma rahman memiliki dari bilangan jumlahnya 39 dan 39 itu adalah angka yang bersendirian yang kurang, bagian-bagian asma rahman itu ada 47 itu isyarat kepada nama Allah ta’ala al-ilahu (sesembahan) dan adapun nama-nama huruf asma rahman maka jumlahnya ada 49 itu isyarat kepada dua nama yang mulia, yaitu mubdi’un fathirun (dzat yang membuat dan yang menciptakan).


Rabu, 27 Maret 2019

perintah menjaga mata dan dampak buruk dari melihat sesuatu yang haram.

Kitab Minhajul Abidin Karya Asy Syaikh Al Imam Al Arif Billahi Ta'ala Zainuddin Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath Thusi qaddasallahu ruhahu wa nawwara dharihahu wa nafa'ana wal muslimin bi 'Ulumihi Aamiin :

@ngajikitabbidayatulhidayah/S=0001/klik.


[ الفصل الأول : فصل العين ] ثم عليك وفقك الله وإيانا بحفظ العين فإنها سبب كل فتنة وآفة وأذكر فى أمرها ثلاثة أصول كافية ، أحدها ما قال الله سبحانه : قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون واعلم أني تأملت هذه الآية فإذا فيها مع قصرها ثلاثة معان عزيزة : تأديب وتنبيه وتهديد فأما التأديب فقوله تعالى : قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ؛ ولا بد للعبد من إمتثال أمر السيد والتأدب بآدابه وإلا فيكون سيئ الأدب فيحجب فلا يؤذن له فى حضور المجلس والمثول بالحضرة فافهم هذه النكتة وتأمل ما تحتها فإن فيها ما فيها وأما التنبيه فقوله تعالى : ذلك أزكى لهم ؛ وينطلق على معنين والله أعلم ، الأول : ذلك أطهر لقلوبهم والزكاة الطهارة والتزكية التطهير والثانى : ذلك أنمى لخيرهم وأكثر والزكاة فى الأصل النمو فنبه على إن فى غض البصر تطهير القلب وتكثير الطاعة والخير وذلك أنك إن لم تغض بصرك وأرخيت عنانه تنظر إلى ما لا يعنيك فلا يخلو من فذنب كبير وربما تعلق قلبك بذلك فتهلك إن لم يرحم الله تعالى فلقد روي : أن العبد لينظر النظرة ينغل فيها قلبه كما ينغل الأديم فى الدباغ فلا ينتفع به أحدا وإن كان مباحا فربما يشتغل قلبك به فجاءك الوساوس والخواطر بسببه ولعلك لاتصل إليه فتبقى مشغول القلب منقطعا عن الخير وإن كنت لم ترى ذلك كنت مستريحا عن ذلك كله وفى هذا المعنى ذكر عن عيسى صلوات الله عليه : إياكم والنظرة وكفى بها لصاحبها فتنة.

[al fashlul awwalu : fashlul ‘aini] tsumma ‘alaika waffaqakallahu wa iyyana bihifzhil ‘aini fa-innaha sababu kulli fitnatin wa aafatin wa adzkuru fi amriha tsalatsata ushulin kafiyyatin : ahaduha ma qalallahu subhanahu : qul lil mu’minina yaghudhdhu min absharihim wa yahfazhu furujahum dzalika azka lahum innallaha khabirun bima yashna’una.

[Fasal yang Pertama : Fasal tentang Mata] kemudian bagimu wahai murid, semoga Allah memberikan taufik kepadamu dan kepada kami, engkau hendaknya untuk menjaga matamu, maka sesungguhnya mata itu sebab segala fitnah dan bencana dan aku menyebutkan tentang urusan mata tersebut tiga hal pokok yang cukup, yang pertama : apa yang Allah subhanahu firmankan di dalam alqur'an : katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman agar mereka menutup mata mereka dan menjaga kemaluan mereka, yang demikian itu lebih bersih bagi mereka sesungguhnya Allah mengetahui dengan apa yang mereka lakukan.

Wa’lam annii ta-ammaltu hadzihil aayata fa-idzan fiha ma’a qishariha tsalatsatu ma’anin ‘azizatin : ta’dibun wa tanbihun wa tahdidun.

Dan ketahuilah sesungguhnya aku merenungi ayat ini, ternyata saya temukan didalamnya dengan pendeknya ayat ada tiga makna yang sangat berguna, yaitu yang pertama adalah pendidikan dan yang kedua adalah peringatan dan yang ketiga adalah ancaman.

Fa-ammat ta’dibu faqauluhu ta’ala : qul lilmu’minina yaghudhdhu min absharihim ; wa la budda lil ‘abdi min imtitsali amris sayyidi wat ta-addubi bi-aadabihi wa illa fayakunu sayyi-al adabi fayuhjabu fala yu’dzanu lahu fi hudhuril majlisi wal mutsuli bil hadhrati fafham hadzihin nuktata wa ta-ammal ma tahtaha fa-inna fiha ma fiha.

Dan adapun pendidikan, yaitu firman Allah ta’ala : katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman agar mereka menundukan mata mereka ; maka harus bagi seorang hamba Allah untuk menjalankan perintah tuannya dan bertata krama dengan tata kramanya yang pan tas untuk Allah dan kalau tidak (melaksanakan perintah tuanmu) maka dia menjadi orang yang jelek adabnya maka dia akan dihalangi (dari melihat Allah) dan dia tidak di ijinkan untuk menghadiri majlis Allah dan tidak bisa berperan dihadapannya maka fahamilah point ini dan renungilah dibalik point ini maka sesungguhnya apa yang ada didalam point ini adalah point yang terpenting.

Wa ammat tanbihu faqauluhu ta’ala : dzalika azka lahum ; wa yanthaliqu ‘ala ma’nayaini wallahu a’lamu ; al awwalu : dzalika athharu liqulubihim waz zakatu aththaharatu wat tazkiyyatu attathhiru ; wats tsani : dzalika anma likhairihim wa aktsaru waz zakatu fil ashli annumuwwu fanabbaha ‘ala anna fi ghadhdhil bashari tathhiral qalbi wa taktsirath tha’ati wal khairi.

Dan adapun peringatan, yaitu firman Allah ta’ala : yang demikian itu (dengan Engkau menjaga matamu) itu lebih bersih bagi mereka dan kata azka mempunyai dua makna dan Allah yang lebih tahu (tentang makna yang sesungguhnya) ; yang pertama : yang demikian itu lebih membersihkan bagi hati mereka dan zakat itu bermakna bersih dan tazkiyah maknanya membersihkan diri ; dan yang kedua : yang demikian itu (dengan Engkau menjaga matamu) akan menjadikan lebih berkembang bagi kebaikan mereka dan lebih banyak dari itu dan adapun lafadz zakat pada dasarnya maknanya adalah berkembang maka Allah mengingatkan bahwa sesungguhnya didalam menundukan mata akan membersihkan hatinya dan memperbanyak kebaikan dan ketaatan.

Wa dzalika annaka in lam taghudhdha basharaka wa arkhaita ‘inanahu tanzhur ila ma la ya’nika fala yakhlu min an taqa’a ‘ainuka ‘ala haramin fa-in ta’ammadta fa-dzanbun kabirun wa rubbama ta’allaqa qalbuka bidzalika fatahliku in lam yarhamillahu ta’ala falaqad ruwiya annal ‘abda layanzhurun nazhrata yanghalu fiha qalbuhu kama yanghalul adimu fid dibaghi fala yantafi’u bihi abadan.

Dan yang demikian itu bahwa Engkau jika kamu tidak menundukan mata dan kamu tidak pasang kendali hawa nafsumu sehingga kamu melihat kepada sesuatu yang tidak ada pentingnya buatmu maka tidak mustahil kamu terjatuh kepada yang haram maka jika kamu dengan sengaja (menggunakan nikmat untuk maksiat) maka menjadikan dosa yang besar dan sering sekali akan terikat dengan apa yang kamu lihat maka akan hancur engkau jika Allah ta’ala tidak merahmati ; maka sungguh telah diriwayatkan : bahwa seorang hamba sungguh melihat satu pandangan, akan rusak dengan pandangan tersebut hatinya seperti rusaknya kulit didalam urusan pembuat penyamakan maka orangpun tidak bisa memanfaatkan selamanya.

Wa in kana mubahan farubbama yasy taghilu qalbuka bihi faja-akal wasawisu wal khawathiru bisababihi wa la’allaka la tashilu ilaihi fatabqa masyghulal qalbi munqathi’an ‘anil khairi wa in kunta la tara dzalika kunta mustarihan ‘an dzalika kullihi wa fi hadzal ma’na dzukira ‘an ‘isa shalawatullahi ‘alaihi : iyyakum wan nazhrata fa-innaha tazra’u fil qalbi asy syahwata wa kafa biha lishahibiha fitnatan.

Dan meskipun itu pandangan yang mubah maka barangkali hatimu sibuk dengan yang demikian itu maka datang kepadamu waswas dan lintasan-lintasan yang busuk karena sebab hal itu (melihat sesuatu yang diharamkan) dan bisa saja kamu tidak sampai kepada sesuatu yang engkau angan-angankan akan tetapi hatimu tetap sibuk, akhirnya terputuslah dari kebaikan dan jika kamu tidak melihat sesuatu yang haram tersebut, engkau akan tenang dari itu semua.


وقال ذو النون : نعم حاجب الشهوات غض الأبصار ولقد أحسن القائل : وأنت إذا أرسلت طرفك رائدا –  لقلبك يوما أتعبتك المناظر – رأيت الذي لا كله أنت قادر عليه – ولا عن بعضه أنت صابر ؛ فإذن مهما كنت غاض للبصر حافظا للعين لا تنظر إلى ما لا يعنيك ولا يهمك كنت نقي الصدر فارغ القلب مستريحا عن كثير من الوسواس سالم النفس عن الآفات متزايدا فى الخيرات فتنبه لهذه النكتة الجامعة والله عز وجل الموفق بمنه وكرمه ؛ وأما التهديد فقوله تعالى : [إن الله خبير بما يصنعون] وقال تعالى : [يعلم خائنة الأعين وما تخفي الصدور] وكفى بهذا تحذيرا لمن خاف مقام ربه فهذا أصل واحد من كتاب الله عز وجل.

Wa qala dzun nuni : ni’ma hajibusy syahawati ghadhdhul abshari wa laqad ahsanal qa-ilu : wa anta idza arsalta tharfaka ra-idan ; liqalbika yauman at’abatkal manazhiru ; ra-aital ladzi la kullahu anta qadirun ; ‘alaihi wa lan ‘an ba’dhihi anta shabirun.

Dan berkata dzun nun : sebaik-baik yang bisa menghalangi syahwat-syahwat adalah menundukan pandangan-pandangan mata dan sungguh bagus orang yang berkata : dan kamu ketika melepaskan pandangan matamu maka itu sebagai petunjuk ; bagi hatimu pada suatu hari kamu akan dibuat capai oleh apa-apa yang telah kamu lihat ; kamu menuruti apa saja yang kamu lihat secara keseluruhan niscaya kamu tidak akan mampu mewujudkannya ; dan kamu menuruti apa yang kamu lihat hanya sebagiannya saja niscaya tidaklah kamu bisa bersabar.

Fa-idzan mahma kunta ghadhdhan lil bashari hafizhan lil ‘aini la tanzhuru ila ma la ya’nika wa la yahummuka kunta naqish shadri farighal qalbi mustarihan ‘an katsiri minal waswasi saliman nafsi ‘anil aafati mutazayidan fil khairati fatanabbah lihadzihin nuktatil jami’ati wallahu ‘azza wa jalla almuwaffiqu bimannihi wa karamihi.

Maka kalau begitu sewaktu-waktu kamu menundukan terhadap pandangan mata, kamu tidak melihat kepada apa yang tidak berguna bagimu dan tidak dibutuhkan olehmu niscaya kamu itu bersih hatinya, kosong hatinya dari beban pikiran, berhenti dari kebanyakan daripada waswas, selamat jiwanya dari bencana-bencana, menjadi bertambah dalam kebaikan maka mengingatkan kamu terhadap point penting ini yang menyeluruh dan Allah azza wa jalla yang memberikan taufik dengan anugerahnya dan kemurahannya.

Wa ammat tahdidu faqauluhu ta’ala : [innallaha khabirun bima yashna’una] wa qala ta’ala : [ya’lamu kha-inatal a’yuni wa ma tukhfish shuduru] wa kafa bihadza tahdziran liman khafa maqama rabbihi fahadza ashlun wahidun min kitabillahi ‘azza wa jalla.

Dan adapun ancaman, yaitu firman Allah ta’ala : [sesungguhnya Allah maha mengetahui dengan apa yang mereka kerjakan] dan Allah ta’ala berfirman : [Allah mengetahui apa yang disimpan oleh mata-mata dan apa yang disembunyikan oleh dada-dada manusia] dan cukuplah dengan ini semua sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada derajat Tuhannya maka ini adalah pokok yang satu dari kitab Allah azza wa jalla.


الأصل الثاني : ما روينا عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال : إن النظر إلى محاسن المرأة سهم مسموم من سهام إبليس فمن تركها أذاقه الله تعالى طعم عبادة تسره وإن وجد أن حلاوة العبادة ولذة المناجاة من العابدين بمكان ؛ وهذا شيئ مجرب علمه وتحققه من عمل به لأنه إذا امتنع عن النظر إلى ما لا يعنيه يجد لذة للعبادة وحلاوة للطاعة وللقلب صفوة لم يجدها قبل ذلك.

Al ashluts tsani : ma rawaina ‘an rasulillahi shallallahu ‘alaihi wa sallam annahu qala : innan nazhara ila mahasinil mar-ati sahmun masmumun min sihami iblisa faman tarakaha adzaqahullahu ta’ala tha’ma ‘ibadatin tasurruhu wa in wajada anna halawatal ‘ibadati wa ladzdzatal munajati minal ‘abidina bimakanin ; wa hadza syai-un mujarrabun ‘alimahu wa tahaqqaqahu man ‘amila bihi li-annahu idza imtana’a ‘anin nazhari ila ma la ya’nihi yajidu ladzdzatan lil ‘ibadati wa halawatan liththa’ati wa lil qalbi shafwatan lam yajidha qabla dzalika.

Pokok yang kedua : adalah apa yang kami telah meriwayatkannya dari rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya beliau bersabda : sesungguhnya melihat kepada kebagusan-kebagusan bentuk fisik wanita itu adalah panah yang beracun daripada panah-panahnya iblis maka barangsiapa yang bisa meninggalkannya (panah yang beracun) niscaya Allah ta’ala akan merasakan kepadanya rasanya ibadah yang indah yang akan menjadikan dia senang ; dan jika dia menemukan bahwa manisnya beribadah dan lezatnya bermunajat kepada Allah dari kalangan hamba-hamba Allah itu adalah sama dengan posisi yang amat penting dan menjaga mata ini adalah sesuatu yang teruji yang akan mengetahuinya dan membuktikannya, yaitu orang yang mengamalkannya karena sesungguhnya seseorang itu apabila dia menjaga matanya dari melihat kepada sesuatu yang tidak penting baginya niscaya dia akan menemukan kelezatan terhadap ibadah dan manisnya untuk melakukan ketaatan dan hatinya memiliki kejernihan yang tidak pernah dia ketemukan sebelum itu.


الأصل الثالث : أن تنظر إلى كل عضو من أعضائك يصلح لماذا وينظر له ماذا فعلى حسب ذلك تصونه وتحفظه فالرجل للمشي فى رياض الجنة وقصورها واليد لكأس الشراب وتناول الأثمار وكذلك فى سائر الأعضاء فالعين إنما هي للنظر إلى رب العالمين سبحانه وليس فى الدارين كرامة أجل وأكبر من ذلك فحقيق لشيئ ينتظر ويرجى له مثل هذه الكرامة أن يصان ويحفظ ويعز ويكرم فهذه الأصول الثلاثة إذا أحسنت التأمل فيها كفتك المؤنة فى هذا الفصل والله ولي التوفيق وهو حسبي ونعم الوكيل.

Al ashluts tsalitsu : an tanzhura ila kulli ‘udhwin min a’dha-ika yashluhu limadza wa yunzharu lahu madza fa’ala hasabi dzalika tashunuhu wa tahfazhuhu far rijlu lil masyyi fi riyadhil jannati wa qushuriha wal yadu lil ka’sisy syarabi wa tanawulil atsmari wa kadzalika fi sa-iril a’dha-i fal ‘ainu innama hiya lin nazhari ila rabbil ‘alamina subhanahu wa laisa fid daraini karamatun ajallu wa akbaru min dzalika fahaqiqun lisyai-in yuntazharu wa yurja lahu mitslu hadzihil karamati an yushana wa yuhfazha wa yu’azza wa yukrama fahadzihil ushulu atstsalatsatu idza ahsanta atta-ammula fiha kaffatkal mu’natu fi hadzal fashli wallahu waliyyut taufiqi wa huwa hasbii wa ni’mal wakili.

Pokok yang ketiga : hendaknya kamu lihat kepada setiap anggota dari anggota-anggota tubuhmu, semestinya kamu gunakan untuk apa ? dan digunakan untuk melihat apa ? maka sesuai dengan kesadaranmu itu, kamu akan menjaganya dan akan kamu jaga.

Maka mata sesungguhnya tidak lain dia hanyalah untuk melihat kepada Tuhan semesta Alam, dzat yang maha suci ; dan tidak ada didunia dan akhirat satu kemuliaan yang lebih agung dan lebih besar dari itu (melihat Allah) maka pantaslah bagi sesuatu yang ditunggu dan yang diharap olehnya seperti inilah kemuliaan dan hendaknya dijaga dan dimulyakan maka tiga pokok ini jika kamu benar-benar merenungi terus didalam hal tersebut maka cukuplah bagimu sebagai bekal dalam fasal ini dan Allahlah yang mempunyai taufik dan Dialah Allah yang mencukupiku dan sebaik-baik pelindung.