Ngaji Bareng Puri Boss Pulsa: kumpulan muraja'ah kitab ighatsatul lahfan fi mashayidisy syaithan.

Jumat, 06 April 1979

kumpulan muraja'ah kitab ighatsatul lahfan fi mashayidisy syaithan.

Kitab ighatsatul lahfan fi mashayidisy syaithan ; karya ibnul qayyim aljauziyyah rahimahullahu ta'ala:

IGHATSATUL LAHFAN DOC

IGHATSATUL LAHFAN PDF

@ngajikitabighatsatulahfan/S=0048/klik.

01. pengertian hati yang sehat, hati yang sakit dan hati yang mati - bab pertama ighatsatu lahfan.

02.

03.

04.

05.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kitab Mukhtashar minhajul qashidin karya Al Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdur Rahman ibnu Quddamah Al Maqdisi rahimahullahu ta'ala :

ربع العبادات ؛ كتاب العلم وفضله وما يتعلق به [فضيلة العلم والتعلم] قال الله تعالى : ( قل هل يستوى الذين يعلمون والذين لا يعلمون ) وقال الله تعالى : ( يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات ) قال ابن عباس : للعلماء درجات فوق المؤمنين سبعمئة درجة ما بين كل درجتين مسيرة خمسمئة عام وقال تعالى : ( إنما يخشى الله من عباده العلماء ).

Seperempat pertama berbicara tentang ibadah-ibadah ; kitab ilmu dan keutamaan ilmu dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu [keutamaan ilmu dan belajar ilmu]: Allah ta’ala berfirman : 'Katakanlah apakah sama orang-orang yang mengerti dan orang-orang yang tidak mengerti' [QS. Az-Zumar: 9] Dan Allah ta'ala berfirman : 'Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang di beri ilmu beberapa derajat' [QS.Al-Mujadilah: 11] berkata ibnu abbas : para ulama itu memiliki kedudukan diatas orang-orang yang beriman sejauh 700 derajat, jarak diantara dua derajat jauhnya perjalanan selama 500 tahun Dan Allah ta'ala berfirman : 'Sesungguhnya yang selalu takut kepada Allah dari sekian banyak hamba-hambanya adalah para ulama' [QS. Fathir: 28].

وفى الصحيحين من حديث معاوية بن أبي سفيان رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : (( من يرد الله به خيرا يفقه فى الدين )).

dan didalam shahihain dari hadis mu’awiyah bin abu sufyan semoga Allah meridhainya berkata : saya mendengar rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda : 'Barang siapa yang di inginkan oleh Allah terhadap dirinya untuk mendapatkan kebaikan maka Allah menjadikan dia seseorang yang faham agama'.

وعن أبي أمامة رضي الله عنه قال : ذكر لرسول لله صلى الله عليه وسلم رجلان : أحدهما : عابد والآخر : عالم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( فضل العالم على العابد كفضلي على أدناكم )) ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( إن الله سبحانه وملائكته وأهل سمواته وأرضه حتى النملة فى جحرها وحتى الحوت فى البحر ليصلون على معلمي الناس الخير )) ؛ رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح [غريب].

dan dari abu umamah semoga Allah meridhainya berkata : disebutkan kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang dua orang laki-laki, yang pertama ahli ibadah dan yang kedua : ahli ilmu maka bersabda shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Keutamaan orang 'alim atas ahli ibadah seperti keutamaanku di bandingkan orang yang paling rendah diantara kalian', dan bersabda nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Sesungguhnya Allah subhanahu dan malaikat-malaikatnya dan penduduk langit-langitnya dan penduduk buminya sampai semut di dalam gua-guanya dan ikan paus di lautan sungguh mereka mendoakan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia', hadis ini diriwayatkan oleh attirmidzi dan dia berkata : hadis hasan shahih (gharib).

وفى حديث آخر: (( فضل العالم على العابد كفضل القمر ليلة البدر على سائر الكواكب وإن العلماء ورثة الأنبياء وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما وإن ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر ؛ رواه الترمذي وأبو داود وابن ماجه )).

dan dalam hadis yang lain : 'Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang-bintang dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para ulama tidak mewariskan dinar dan dirham dan sesungguhnya mereka mewarisi ilmu maka barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut maka dia telah mengambil dengan bagian yang sangat banyak ; hadis ini diriwayatkan oleh attirmidzi, abu dawud dan ibnu majah.

وعن صفوان بن عسال رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يطلب ؛ رواه الإمام أحمد والترمذي وابن ماجه ؛ قال الخطابي : فى معنى [وضعها أجنحتها] ثلاثة أقوال : أحدها : أنه بسط الأجنحة ؛ الثاني : أنه بمعنى التواضع تعظيما لطالب العلم ؛ الثالث : أن المراد به النزول عند مجالس العلم وترك الطيران.

dan dari shafwan bin ‘assal semoga Allah meridhainya bahwa nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : sesungguhnya malaikat itu mereka menurunkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena ridha dengan apa yang dia cari, yakni ilmu ; hadis ini diriwayatkan oleh ahmad, attirmidzi dan ibnu majah ; berkata alkhaththabi : tentang makna [malaikat itu meletakan sayapnya] itu ada 3 penafsiran : yang pertama : bahwasannya malaikat itu mengembangkan sayapnya ; yang kedua : bahwasannya dengan makna malaikat itu merendahkan diri dalam keadaan hormat dihadapan penuntut ilmu ; yang ketiga : bahwa yang dimaksud dengannya adalah malaikat itu turun (duduk bersama) disisi majlis-majlis ilmu dan malaikat itu tidak terbang.

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال :قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( من سلك طريقا يطلب فيه علما سلك الله به طريقا إلى الجنة )) ؛ رواه مسلم.

dan dari abu hurairah semoga Allah meridhainya berkata : bersabda rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : ['Barangsiapa yang menempuh jalan yang mana di jalan itu dian mencari sebuah pengetahuan atau ilmu maka Allah buatkan jalan baginya menuju surga'] hadis ini diriwayatkan oleh imam muslim.

وروي عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال : من جاءه الموت وهو يطلب العلم ليحيي به الإسلام كان بينه وبين الأنبياء فى جنة درجة واحدة ؛ وفيه أخبار كثيرة ؛ وكان بعض الحكماء يقول : ليت شعري أي شيئ أدرك من فاته العلم وأي شيئ فات من أدرك العلم.

dan diriwayatkan dari nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwasannya beliau bersabda : barangsiapa yang didatangi oleh kematian dalam keadaan dia mencari ilmu untuk menghidupkan dengannya agama islam maka antara dia dan antara para nabi disurga dengan jarak satu derajat ; dan didalam bab ini ada hadis-hadis yang banyak ; dan adalah sebagian para hukama berkata : wahai kiranya, sesuatu apa saja yang diperoleh oleh orang yang diluputkan oleh ilmu dan sesuatu apa saja yang luput orang yang memperoleh ilmu.