Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh
Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala.
|
@muraja’ahkitabsyarhulhikam/S=0002/klik.
|
Tema Kajian : Penjelasan tentang orang-orang yang
mengenal Allah ketika di hadapkan kepada mereka suatu kesalahan dan
Penjelasan tentang ketawakalan mereka.
|
قال رضي الله عنه : [من علامة
الإعتماد على العمل] أي عمل الجوارح من صلوات وأذكار وغيرها والمعتمد على ذلك
العباد والمريدون فالأولون يعتمدون عليها فى دخول الجنة والتنعم فيها والنجاة من
عذاب الله تعالى والآخرون يعتمدون عليها فى الوصول إلى الله تعالى وكشف الأستار
عن القلوب وحصول الأحوال القائمة بها والمكاشفات والأسرار كلاهما مذموم وناشئ من
رؤية النفس ونسبة الأعمال إليها حتى ينتج ما ذكر ، أما العارفون فلا يرون
لأنفسهم شيئا حتى يعتمدون عليه بل يشاهدون أن الفاعل الحقيقي هو الله تعالى
وأنهم محل لظهور ذلك فقط. وأشار المصنف رحمه الله تعالى إلى علامة يعرف بها
العبد نفسه فمن علامة كونه من القسمين الأولين [نقصان الرجاء] أي رجائه في الله
تعالى أن يدخله الجنة وينجيه من العذاب إن كان من العباد وأن يوصله إلى مطلوبه
المتقدم إن كان من المريدين. [عند وجود الزلل] بأن تصدر منه معصية كزنا وغفلة عن
الله تعالى وترك أوراد ؛ ومن علامة كونه من العارفين فناؤه عن نفسه فإذا وقع فى
زلة أو أصابه غفلة شهد تصريف الحق فيه وجريان قضائه عليه كما أنه إذا صدر منه
طاعة أو لاح له مشاهدة قلبية لم ير فى ذلك حوله وقوته فلا فرق عنده بين الحالين
لأنه غارق فى بحار التوحيد قد استوى خوفه ورجاؤه فلا ينقص العصيان خوفه ولا يزيد
الإحسان رجاؤه فمن لم يجد هذه العلامة فيه فليجاهد نفسه بالرياضات والأذكار حتى
يصل إلى مقام العرفان. ومراد المصنف بهذه الحكمة تنشيط السالك ورفع همته عن
الإعتماد على شيئ سوى مولاه لا التزهيد في الأعمال لأنها سبب عادي فى الوصول إلى
الله تعالى ولا تحقير ما تنتجه من الأحوال وغيرها لأن ذلك منة من الله تعالى لا
ينبغي رده.
|
Berkata Syaikh ibnu Athaillah As Sakandari semoga Allah
meridhainya : [Termasuk dari tanda-tanda bergantung kepada amal] maksudnya
adalah amal anggota badan seperti shalat, dan dzikir, dan selainnya ; dan
orang yang bergantung kepada amal itu adalah para ahli ibadah ; dan
orang-orang yang mengharapkan wushul kepada Allah ; Maka orang-orang yang
pertama, yakni para ahli ibadah : Mereka bergantung kepada amal dalam hal
masuk surga dan bersenang-senang di dalam surga dan selamat dari siksaan
Allah ta’ala ; dan orang-orang yang lain : mereka bergantung kepada amal
dalam perkara wushul kepada Allah ta’ala dan membuka penutup-penutup dari
hati dan menghasilkan sifat-sifat yang bagus yang menetap di dalam hati dan
membuka barang yang samar dan rahasia Maka keduanya, yakni para ahli ibadah
dan orang yang mengharapkan wushul kepada Allah itu di cela dan perbuatan
yang seperti itu timbul dari pandangan nafsu dan menisbatkan amal dengan
hal-hal yang di inginkan oleh nafsu sehingga timbul apa yang di sebutkan ;
Adapun orang-orang yang sangat kenal kepada Allah maka mereka tidak melihat
terhadap diri-diri mereka sendiri sama sekali sehingga dia bergantung kepada
dirinya sendiri bahkan mereka melihat bahwa yang melakukan pada hakekatnya
adalah Allah ta’ala dan bahwa mereka itu menjadi tempat bagi tampilnya
pekerjaan Allah itu semata.
|
Dan memberikan isyarat pengarang kitab alhikam semoga
Allah ta’ala merahmatinya kepada salah satu tanda yang mana seorang hamba itu
tahu tentang tanda tersebut pada dirinya maka tanda seorang hamba itu
termasuk dari dua golonggan yang pertama adalah [kurangnya harapan] maksudnya
harapan seorang hamba di dalam rahmat Allah ta’ala, yaitu mengharapkan Allah
memasukannya ke dalam surga dan menyelamatkan hamba dari siksa jika dia
termasuk dari golonggan ahli ibadah, dan agar Allah mendatangkan kepada hamba
terhadap apa yang di minta oleh hamba yang terdahulu jika dia termasuk dari
golonggan orang yang mengharapkan wushul kepada Allah.
|
[ketika dia melakukan kesalahan] dengan hamba tersebut
melakukan maksiat seperti zina dan lalai dari Allah ta’ala dan meninggalkan
wirid-wirid ; dan tanda seorang hamba itu termasuk dari golonggan orang-orang
yang makrifatullah adalah fana’nya seorang hamba dari dirinya maka apabila
dia terjerumus ke dalam kesalahan atau dia tertimpa oleh kelalaian, dia
melihat pengaturan Allah padanya dan melihat berjalannya ketetapan Allah
kepadanya sebagaimana apabila muncul darinya perbuatan taat atau jelas
baginya persaksian yang bersifat hati, dia tidak melihat di dalam hal itu
dayanya seorang hamba dan kekuatannya maka tidak ada bedanya di sisinya di
antara dua keadaan, karena hamba itu tenggelam di dalam lautan tauhid,
sungguh takutnya kepada Allah dan berharap rahmat Allah itu sama maka
kemaksiatan yang dia lakukan tidak pernah mengurangi rasa takutnya kepada
Allah dan kebaikannya tidak pernah menambah harapannya maka barangsiapa yang
tidak mendapatkan tanda seperti ini padanya maka sebaiknya dia usahakan
dirinya dengan selalu latihan-latihan dan dzikir-dzikir sehingga dia sampai
kepada maqam makrifah.
|
Dan yang di kehendaki oleh pengarang kitab alhikam
dengan hikmah ini adalah memberikan semangat pada orang yang suluk dan
menasihatinya untuk tidak bersandar kepada sesuatu selain Tuhannya, bukan
yang di kehendaki oleh pengarang kitab alhikam ini adalah agar supaya orang
yang suluk itu membenci kepada amal, karena amal itu adalah sebab yang
berjalan yang bersifat adat dalam perkara wushul kepada Allah ta’ala dan
tidak menganggap remeh apa yang di timbulkan oleh amal seperti macam-macam
keadaan-keadaan yang tertanam di hati dan selainnya karena itu merupakan
anugerah dari Allah yang tidak sewajarnya dia menolaknya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar