Senin, 25 Februari 2019

Ngaji An Nahwu Al Waadhih - karya ali aljarim dan mushthafa amin episode pertama.

Kitab An Nahwu AlWadhih Fii Qawaa'idil Lughatil 'Arabiyyah Lil Madaarisil Ibtidaaiyyah Al JuZ-ul Awwalu Halaman : 9 (sembilan) ;  Karya 'Alii Al Jaarim dan Mushthafaa Amiin :

@ngajiannahwulwaadhih/0001/klik.

الجملة المفيدة ؛ الأمثلة : [1]- البستان جميل. [2]- الشمس طالعة. [3]- شم علي وردة. [4]- قطف محمد زهرة. [5]- يعيش السمك فى الماء. [6]- يكثر النخيل فى مصر.

[aljumlatul mufiidatu] ; al-amtsilatu : [1]- albustaanu jamiilun. [2]- asy syamsu thaali’atun. [3]- syamma ‘aliyyun wardatan. [4]- qathafa muhammadun zahratan. [5]- ya’iisyus samaku fil maa-i. [6]- yaktsurun nakhiilu fii mishra.

[kalimat sempurna] ; contoh-contoh : [1]- kebun itu indah. [2]- matahari itu terbit. [3]- ali mencium bunga mawar. [4]- muhammad memetik bunga. [5]- ikan itu hidup di air. [6]- pohon kurma banyak tumbuh di negeri mesir.

البحث : إذا تأملنا التركيب الأول وجدناه يتركب من كلمتين ، إحداهما [البستان] والثانية [جميل] فإذا أخذنا الكلمة الأولى  وحدها وهي [البستان] لم نفهم إلا معنى مفردا لا يكفى للتخاطب ، وكذلك الحال إذا أخذنا الكلمة الثانية وحدها وهي [جميل] ولكنا إذا ضممنا إحدى الكلمتين إلى الأخرى على النحو الذي فى التركيب ، وقلنا [البستان جميل] فهمنا معنى كاملا ، ولذلك يسمى هذا التركيب جملة مفيدة ، وكل واحدة من الكلمتين تعد جزءا من هذه الجملة ، وهكذا يقال فى الأمثلة الباقية.

albahtsu : idza ta-ammalnat tarkibal awwala wajadnaahu yatarakkabu min kalimataini, ihdahumaa : [albustanu] wats tsaaniyatu : [jamilun] ; fa-idzaa akhadznal kalimatal uulaa wahdahaa wa hiya : [albustaanu] lam nafham illaa ma’nan mufradan la yakfii littakhaathubi, wa kadzalikal haalu idza akhadznats tsaaniyata wahdahaa wa hiya : [jamiilun] wa lakinnaa idzaa dhamamnaa ihdal kalimataini ilal ukhraa ‘alan nahwi alladzii fit tarkiibi, wa qulnaa : [albustaanu jamilun] fahimnaa ma’nan kamilan, wastafadnaa fa-idatan tammatan, wa hiyat tishaaful bustaani biljamaali ; walidzaalika yusammaa hadzat tarkiibu jumlatan mufidatan, wa kullu wahidatin minal kalimataini ta’uddu juz-an min hadzihil jumlati, wa hakadza yuqaalu fil amtsilatil baaqiyyati.

Pembahasan : apabila kamu perhatikan susunan yang pertama, kami mendapatinya tersusun dari dua kata, yang pertama : [albustanu : kebun] yang kedua [jamilun : indah] maka apabila kami mengambil kata yang pertama saja, yaitu : [albustanu : kebun] kami belum bisa memahami kecuali makna yang tunggal yang tidak cukup untuk saling berbicara, dan demikian keadaannya apabila kami mengambil kata yang kedua saja, yaitu [jamilun : indah] akan tetapi apabila kami menggabungkan salah satu dari dua kata dengan yang satunya seperti contoh yang ada dalam sebuah susunan, dan kami berkata : [albustanu jamilun: kebun yang indah] kami bisa memahami dengan makna yang sempurna, dan kami bisa mengambil faedah dengan faedah yang sempurna, yaitu pensifatan kebun dengan keindahan ; oleh karena itu dinamakan susunan ini dengan sebutan kalimat sempurna, dan setiap salah satu dari dua kata itu dianggap satu bagian dari kalimat ini, dan demikian juga dikatakan pada contoh-contoh yang lainnya.

وبهذا نرى أن الكلمة وحدها لا تكفى فى التخاطب ، وأنه لا بد من كلمتين فأكثر حتى يستفيد الإنسان فائدة تامة ، وأما نحو : قم ، اجلس ، تكلم مما ظاهره أنه كلمة واحدة كافية فى التخاطب ، فليس فى الحقيقة بكلمة واحدة ، وإنما هو جملة مركبة من كلمتين ، إحدهما ملفوظة وهي [قم] مثلا والأخر غير ملفوظة وهي [أنت] التى يفهمها السامع من الكلام وإن لم ينطق بها.

Wa bi hadzaa naraa annal kalimata wahdahaa la takfii fit takhaathubi, wa annahu la budda min kalimataini fa-aktsara hattaa yastafiidal insaa-nu faa-idatan tammatan, wa ammaa nahwu : qum, ijlis, takallam, mimma zhahiruhu annahu kalimatun waahidatun kaafiyatun fit takhaathubi, falaisa fil haqiiqati bikalimatin waahidatin, wa innamaa huwa jumlatun murakkabatun min kalimataini, ihdaahumaa malfuuzhatun wa hiya : [qum] mitsalan wal ukhra ghairu malfuuzhatin wa hiya [anta] allatii yafhamuhas saami’u minal kalaami wa in lam yunthaq bihaa.

dan dengan ini kami melihat bahwa satu kata saja itu tidak cukup dalam sebuah pembicaraan, dan bahwasannya pembicaraan itu menuntut adanya dari dua kata atau lebih sehingga manusia bisa mengambil faedah yang sempurna, dan adapun contoh : [qum : berdirilah] ; [ijlis : duduklah] ; [takallam : berbicaralah] termasuk dari apa yang nampaknya bahwa kata qum itu adalah satu kata yang cukup dalam sebuah pembicaraan, maka tidaklah pada hakekatnya dia itu satu kata, dan sesungguhnya tidak lain dia itu adalah kalimat yang tersusun dari dua kata, yang pertama dilafadzkan (diucapkan), yaitu [qum : berdirilah] sebagai contoh dan yang lainnya tidak dilafadzkan, yaitu [anta : kamu] yang seorang pendengar itu bisa memahami kalimat tersebut dari pembicaraan tersebut meskipun kata itu ada yang tidak diucapkan.

[ القاعدة ] : [1] - التركيب الذي يفيد فائدة تامة يسمي جملة مفيدة ، ويسمى أيضا كلاما. [2] – الجملة المفيدة قد تتركب من كلمتين ، وقد تتركب من أكثر ، وكل كلمة فيها تعد جزءا منها.

[alqaa’idatu] : [1]- attarkiibu alladzii yufiidu faa-idatan tammatan yusammaa jumlatan mufidatan, wa yusammaa aidhan kalaman. [2]- aljumlatul mufidatu qad tatarakkabu min kalimataini, wa qad tatarakkabu min aktsara, wa kullu kalimatin fihaa tu’addu juz-an minhaa.

[kaidah-kaidah] [1]- Susunan yang memberikan faedah dengan faedah yang sempurna di namakan dengan kalimat yang sempurna, dan di namakan juga dengan kalam. [2]- Kalimat yang sempurna terkadang tersusun dari dua kata, dan terkadang tersusun lebih dari dua kata, dan setiap satu kata di dalam susunan tersebut di hitung sebagai satu bagian darinya.

<<<<<== teks sebelumnya_klik0 > < teks setelahnya_klik2 == >>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar