Kamis, 07 Februari 2019

tafsir surat alfatihah ayat 1 s/d 7 - tafsir assa'di.


Kitab Taisirul Karimur Rahman Fii Tafsiril Kalamil Mannan Karya Al 'Alamah Asy Syaikh 'Abdur rahman bin Nashir As Sa'di rahimahullahu ta'ala.

@ngajikitabtafsirassa'di/S=0001/klik.


[ تفسير الفاتحة وهي مكية ] - [1-7] : [ بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين * الرحمن الرحيم * مالك يوم الدين * إياك نعبد وإياك نستعين * اهدنا الصراط المستقيم * صراط الذين أنعمنت عليهم * غير المغضوب عليهم * ولا الضالين ] أي : أبتدئ بكل اسم لله تعالى ، لأن لفظ [ اسم ] مفرد مضاف ، فيعم جميع الأسماء [ الحسنى ] ، [ الله ] : هو المألوه المعبود ، المستحق لإفراده بالعبادة لما اتصف به من صفات الألوهية ، وهي صفات الكمال ، [ الرحمن الرحيم ] : اسمان دالان على أنه تعالى ذو الرحمة الواسعة العظيمة التى وسعت كل شيئ ، وعمت كل حي ، وكتبها للمتقين المتبعين لأنبيائه ورسله ، فهؤلاء لهم الرحمة المطلقة ، ومن عداهم فلهم نصيب منها.

[Tafsir Surat Al Fatihah dan Surat ini adalah makiyyah yakni surat yang di turunkan di kota mekah] : [1-7] : ['Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang', 'Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam', 'Yang maha pengasih lagi maha penyayang', 'Yang merajai hari pembalasan', 'Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan', 'Tunjukanlah kami jalan yang lurus', 'Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang di murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat'], yakni : Aku memulai dengan semua nama yang di miliki oleh Allah ta'ala, karena lafadz ['ismun: nama'] adalah bentuk tunggal yang kedudukannya sebagai mudhaf maka dia itu meliputi semua nama-nama [yang baik], ['Allah: Lafadz Allah'] : makna daripada Allah adalah yang di jadikan sebagai sesembahan yang di ibadahi, yang berhak untuk di esakan atau di tunggalkan dalam ibadah karena apa yang dia mensifati dirinya dengannya daripada seluruh sifat-sifat uluhiyyah yang itu adalah sifat-sifat kesempurnaan, ['Ar Rahmanir Rahim: Yang maha pengasih lagi maha penyayang'] adalah dua nama yang menunjukan bahwa Allah itu maha tinggi yang memiliki sifat kasih sayang yang luas yang agung yang rahmatnya meliputi segala sesuatu dan yang meliputi segala yang hidup dan Allah menetapkan sifat rahmat untuk orang-orang yang bertakwa yang mengikuti para nabi dan rasulnya maka mereka itulah yang mendapat rahmat yang mutlak atau seluruhnya dan barangsiapa yang selain mereka maka mereka mendapatkan bagian dari rahmat Allah.

واعلم أن من القواعد المتفق عليها بين سلف الأمة وأئمتها ، الإيمان بأسماء الله وصفاته ، وأحكام الصفات ، فيؤمنون مثلا بأنه رحمن رحيم ، ذو الرحمة التي اتصف بها ، المتعلقة بالمرحوم ـ فالنعم كلها أثر من آثار رحمته ، وهكذا في سائر الأسماء ، يقال في العليم : إنه عليم ذو علم يعلم [ به ] كل شيئ ، قدير ذو قدرة يقدر على كل شيئ.

dan ketahuilah bahwa termasuk dari kaidah-kaidah yang telah di sepakati antara salaful ummah dan para imam-imamnya, adalah kita harus beriman kepada Allah dan sifat-sifatnya, dan kita beriman dengan hukum-hukum sifat-sifatnya, sehingga mereka beriman contohnya bahwasanya Allah adalah dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang memiliki sifat rahmah yang telah mensifatkan dirinya dengannya, yang terkait dengan yang di rahmati, maka nikmat-nikmat itu semuanya adalah bukti dari bukti-bukti rahmat Allah ta'ala, dan demikian pula pada nama-nama yang lainnya, di katakan tentang sifat Al-'Aliim, maha mengetahui : sesungguhnya Allah 'aliim yang memiliki ilmu pengetahuan yang mengetahui dengannya segala sesuatu, Allah itu qadiir, maha kuasa yang memiliki kekuasaan, yang kekuasaannya meliputi segala sesuatu.

[ الحمد لله ] : [ هو ] الثناء على الله بصفاته الكمال ، وبأفعاله الدائرة بين الفضل والعدل ، فله الحمد الكامل بجميع الوجوه [ رب العالمين ] الرب : هو المربي جميع العالمين -وهم من سوي الله - بخلقه لهم ، وإعداده لهم الآلات ، وإنعامه عليهم بالنعم العظيمة ، التي لو فقدوها لم يمكن لهم البقاء ، فما بهم من نعمة فمنه تعالى.

['Alhamdu lillah : Segala puji bagi Allah'] : ini adalah pujian kepada Allah dengan sifat-sifat kesempurnaannya, dan dengan semua perbuatan-perbuatannya yang berputar antara keutamaan dan keadilannya, maka bagi Allah segala puji yang sempurna dengan semua bentuknya ['Rabbil 'Alamin : Rabb alam semesta'] rabb maknanya adalah yang membimbing semua alam semesta - dan yang di maksud 'alamin' maknanya apa yang selain Allah - yang penciptaannya, yakni alam itu bagi mereka, dan yang Allah persiapkan bagi mereka yang berupa perkakas-perkakas, dan nikmat-nikmat Allah kepada mereka dengan nikmat-nikmatnya yang agung, yang kalau seandainya semua itu di hilangkan, mereka tidak akan mungkin bisa tinggal di dunia ini, maka tidak ada satu kenikmatanpun yang ada pada mereka maka itu adalah bersumber dari Allah ta'ala.

وتربيته تعالى لخلقه نوعان : عامة وخاصة ، [1] فالعامة : هي خلقه للمخلوقين ، ورزقهم ، وهدايتهم لما فيه مصالحهم ، التي فيها بقاؤهم في الدنيا. [2] والخاصة : تربيته لأوليائه ، فيربيهم بالإيمان ، ويوفقهم له ، ويكمله لهم ، ويدفع عنهم الصوارف والعوائق الحائلة بينهم وبينه ، وحقيقتها : تربية التوفيق لكل خير ، والعصمة عن كل شر ، ولعل هذا [ المعني ] هو السر في كون أكثر أدعية الأنبياء بلفظ الرب ، فإن مطالبهم كلها داخلة تحت ربوبيته الخاصة.

dan bentuk tarbiyah, bimbingan Allah ta'ala terhadap makhluknya ada dua macam, yaitu : Tarbiyah yang umum dan Tarbiyah yang khusus. [1] Maka tarbiyah Allah yang umum adalah Allah menciptakan makhluk-makhluknya, dan Allah memberi rizki mereka, dan Allah membimbing mereka terhadap apa yang menjadi kemaslahatan bagi mereka, yang dengan bimbingan Allah tersebut menjadi mereka tetap tinggal di dunia ini. [2] Dan tarbiyah Allah yang khusus adalah bimbingan Allah kepada wali-walinya, maka Allah membimbing mereka dengan keimanan, dan memberikan taufik kepada mereka untuk beriman, dan menyempurnakan bagi mereka, dan menolak dari mereka perkara-perkara yang memalingkan keimanan, dan penghalang-penghalang yang menghalangi antara mereka dan antara Allah, dan hakikat tarbiyah Allah yang khusus ini adalah tarbiyah Allah untuk mendapat taufik ke jalan kebaikan, dan penjagaan dari semua kejelekkan, dan boleh jadi makna inilah yang menjadi rahasia tentang keberadaan kebanyakan doa-doanya para nabi dengan lafadz 'rabb' maka sesungguhnya permintaan-permintaan mereka semuanya terkadang di bawah rububiyah Allah yang khusus.

فدل قوله : [ رب العالمين ] على انفراده بالخلق والتدبير والنعم ، وكمال غناه ، وتمام فقر العالمين إليه ، بكل وجه واعتبار.

dan yang di tunjukan oleh firman Allah : [ 'Rabbil 'alamin : Rabb semesta alam'] adalah atas keesaan Allah dalam penciptaan, dan pengaturan, dan pemberian nikmat-nikmat, dan kesempurnaan kekayaan Allah, dan betapa butuhnya alam semesta ini kepada Allah dengan segala bentuk dan nilainya. 


[ مالك يوم الدين ] المالك : هو من اتصف بصفة الملك التي من آثارها أنه يأمر وينهى ، ويثيب ويعاقب ، ويتصرف بمماليكه بجميع أنواع التصرفات ، وأضاف الملك ليوم الدين ، وهو يوم القيامة ، يوم يدان الناس فيه بأعمالهم خيرها وشرها ، لأن في ذلك اليوم يظهر للخلق تمام الظهور كمال ملكه وعدله وحكمته ، وانقطاع أملاك الخلائق ، حتى [ إنه ] يستوي في ذلك اليوم الملوك والرعايا والعبيد والأحرار ، كلهم مذعنون لعظمته خاضعون لعزته ، منتظرون لمجازاته ، راجون ثوابه ، خائفون من عقابه ، فلذلك خصه بالذكر ، وإلا فهو المالك ليوم الدين ولغيره من الأيام.

['Maaliki yaumid diin : Penguasa hari akhirat, hari pembalasan'] kata al maliku : adalah dzat yang di sifati dengan sifat kekuasaan, di mana dampak dari kekuasaan adalah memerintah dan melarang, dan memberi ganjaran akibat perbuataan baik dan membalas akibat perbuatan buruk, dan Allah mengatur seluruh yang menjadi tanggungannya dengan semua bentuk pengaturan-pengaturan, dan Allah sandarkan sifat kekuasaan kepada yaumiddin, yaitu hari kiamat, hari di mana manusia itu akan di seru dengan amalan-amalan mereka, baik atau buruknya amalan manusia, karena pada hari itu akan tampak bagi makhluk benar-benar jelas, kesempurnaan kekuasaan Allah, dan keadilannya, dan hikmahnya, dan di putuskan dari seluruh makhluk ini, sehingga [sesungguhnya] semuanya setara, sejajar di hari itu di hadapan Allah, semua raja-raja, dan semua rakyat biasa, dan semua budak, dan semua orang yang merdeka, semuanya tunduk terhadap keagungan Allah ta'ala, semua merendahkan dirinya di karenakan kemuliaan Allah, mereka semua menunggu untuk bisa selamat, terbebaskan dari hisab, mereka semua berharap untuk mendapatkan pahala, mereka semua takut bila dia bila dia mendapatkan siksanya, maka oleh karenanya Allah mengkhususkan penyebutan al malik pada ayat ini, karena pada hakekatnya Allah adalah al malik, penguasa di hari itu dan di hari-hari yang lainnya.

وقوله : [ إياك نعبد وإياك نستعين ] أي : نخصك وحدك بالعبادة والإستعانة ، لأن تقديم المعمول يفيد الحصر ، وهو إثبات الحكم للمذكور ونفيه عما عداه ، فكأنه يقول : نعبدك ولا نعبد غيرك ونستعين بك ولا نستعين بغيرك.

Dan firman Allah ta’ala : [iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iinu : hanya kepadamu ya Allah kami menyembah dan dan hanya kepadamu ya Allah kami meminta pertolongan] yaitu kami mengkhususkan kepadamu ya Allah secara esa atau sendirian tidak ada yang lain, dalam hal ibadah dan meminta pertolongan, di karenakan di dahulukan objek atau maf’ul bih [daripada penyebabnya] memberikan konsekwensi pembatasan, adalah kita tetapkan hukum sebagaimana yang di sebutkan dan kita hapus yang lain, maka seakan-akan dia mengatakan : kami beribadah kepadamu dan kami tidak akan beribadah kepada selainmu, dan kami meminta pertolongan kepadamu dan kami tidak akan meminta pertolongan kepada selainmu.

وقدم العبادة على الإستعانة ، من باب تقديم العام على الخاص ، واهتمام بتقديم حقه تعالى على حق عبده ، و [العبادة] اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأعمال والأقوال الظاهرة والباطنة ، و [الإستعانة] هي الإعتماد على الله تعالى في جلب جلب المنافع ودفع المضار ، مع الثقة به فى تحصيل ذلك.

Dan Allah mendahulukan persoalan tentang ibadah di bandingkan persoalan bantuan, karena mendahulukan perkara yang umum di bandingkan atas perkara yang khusus, dan memberikan perhatian untuk mendahulukan hak Allah ta’ala atas hambanya, dan yang di namakan [ibadah] adalah sebuah nama yang menyeluruh yang mencakup segala perkara yang di cintai oleh Allah dan di ridhoinya dari amalan-amalan maupun perbuatan-perbuatan yang tampak maupun yang tersembunyi, sedangkan yang namanya [isti’anah] ialah kita menyandarkan diri kepada Allah ta’ala dalam mengambil kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, dengan adanya kepercayaan kepada Allah bahwa Allah akan mewujudkan hal itu.

والقيام بعبادة الله والإستعانة به هو الوسيلة للسعادة الأبدية ، والنجاة من جميع الشرور ، فلا سبيل إلى النجاة إلا بالقيام بهما ، وإنما تكون العبادة عبادة إذا كانت مأخودة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم مقصودا بها وجه الله ، فبهذين الأمرين تكون عبادة ، وذكر [الإستعانة] بعد [العبادة] مع دخولها فيها ، لاحتياج العبد فى جميع عباداته إلى الإستعانة بالله تعالى ، فإنه إن لم يعنه الله ، لم يحصل له ما يريده من فعل الأوامر واجتناب النواهي.

Dan menegakan peribadahan hanya kepada Allah dan meminta tolong hanya kepadanya itu menjadi wasilah untuk kita mendapatkan kebahagiaan yang abadi, dan mendapatkan keselamtan dari semua bentuk kejelekan, maka tidak ada jalan menuju keselamatan kecuali kita menegakan kedua hal ini, dan sesungguhnya ibadah itu hanya di namakan sebuah ibadah manakala ibadah itu di ambil dari rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus di tujukan dengan ibadah tersebut wajah Allah semata, maka dengan dua perkara inilah perbuatan tersebut di namakan sebagai ibadah dan Allah menyebutkan [minta pertolongan] setelah [ibadah] padahal minta pertolongan itu bagian daripada ibadah karena setiap hamba membutuhkan semua bentuk ibadahnya kepada minta tolong kepada Allah ta’ala, maka sesungguhnya jika Allah tidak membantu dia, tidaklah dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan dari menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangannya.


ثم قال تعالى : [اهدنا الصراط المستقيم] أي : دلنا وأرشدنا ووفقنا للصراط المستقيم ، وهو الطريق الواضح الموصل إلى الله وإلى جنته ، وهو معرفة الحق والعمل به ، فاهدنا إلى الصراط واهدنا في الصراط ، فالهداية إلى الصراط : لزوم دين الإسلام ، وترك ما سواه من الأديان ، فالهداية في الصراط تشمل الهداية لجميع التفاصيل الدينية علما وعملا. فهذا الدعاء من أجمع الأدعية وأنفعها للعبد ، ولهذا وجب على الإنسان أن يدعو الله به في كل ركعة من صلاته ، لضرورته إلى ذلك.

Kemudian Allah ta’ala berfirman : [ihdinash shirathal mustaqiim<a>: berikanlah hidayah kepada kami kepada jalan yang lurus] yaitu tunjukanlah kepada kami, dan berikanlah bimbingan kepada kami, dan berikanlah taufik kepada kami kepada jalan Allah yang lurus, yaitu jalan yang jelas yang akan menghantarkan kita kepada Allah dan kepada surganya, dan jalan yang lurus itu adalah mengenal alhaq dan beramal dengannya, maka berikanlah hidayah kepada kami menuju ash shirat dan berikanlah hidayah kepada kami di dalam ash shirat, maka hidayah kepada ash shirat adalah : konsisten di dalam agama islam dan meninggalkan apa yang selainnya dari agama-agama yang ada, dan hidayah di dalam ash shirat mencakup seluruh bentuk hidayah terhadap segala bentuk rincian-rincian dari agama ini baik secara ilmu dan amalannya, maka doa ini adalah doa yang paling komplek dan paling bermanfaat bagi setiap hamba, dan oleh karena ini Allah wajibkan atas setiap manusia untuk berdoa kepada Allah dengan doa ini di setiap roka’at dari sholatnya, karena sangat butuhnya kita kepada doa ini.

وهذا الصراط المستقيم هو : [صراط الذين أنعمت عليهم] من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين ، [غير] صراط [المغضوب عليهم] الذين عرفوا الحق وتركوه كاليهود ونحوهم ، وغير صراط [الضالين] الذين تركوا الحق على جهل وضلال ، كالنصارى ونحوهم.

Dan jalan yang lurus itu adalah : [shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim: jalannya orang-orang yang telah Engkau berikan kenikmatan kepada mereka] dari kalangan para nabi, dan orang-orang yang shiddiq, dan para syuhada, dan orang-orang sholeh [ghoiri: Selain] dari jalannya [Almaghdhuubi ‘alaihim: orang-orang yang telah engkau murkai atas mereka] mereka adalah orang-orang yang mengenal alhaq kemudian meninggalkannya, seperti bangsa yahudi dan semisal mereka, dan selain jalannya [adh dhaalliin<a>: orang-orang yang sesat] yaitu orang-orang yang meninggalkan alhak di atas kebodohan dan kesesatannya, seperti kaum nashrani dan semisal mereka.

فهذه السورة على إيجازها ، قد احتوت على مالم تحتو عليه سورة من سور القرآن ، فتضمنت أنواع التوحيد الثلاثة : توحيد الربوبية يؤخذ من قوله : [رب العالمين] ، وتوحيد الإلهية ، وهو إفراد الله بالعبادة ، يؤخد من لفظ : [لله] ومن قوله : [إياك نعبد] وتوحيد الأسماء والصفات ، وهو إثبات صفات الكمال لله تعالى ، التي أثبتها لنفسه ، وأثبتها له رسوله من غير تعطيل ولا تمثيل ولا تشبيه ، وقد دل على ذلك لفظ [الحمد] كما تقدم.

Maka surat alfatihah ini sekalipun begitu ringkasnya, tetapi dia telah mengandung apa-apa yang tidak di kandung oleh satu suratpun dari surat-surat yang ada di dalam Alqur’an, maka surat ini mengandung macam-macam tauhid yang tiga : [1] tauhid rububiyyah, di ambil dari firman Allah ta’ala : [rabbil ‘aalamiin: Tuhan semesta alam] [2] dan tauhid uluhiyyah, yaitu mengesakan Allah dalam peribadahan, di ambil dari kata [lillaahi: milik Allah] dan di ambil dari firman Allah [iyyaaka na’budu: hanya kepada Engkau kami menyembah] [3] dan tauhid asma’ was sifat, yaitu menetapkan sifat-sifat sempurna bagi Allah ta’ala, yang Allah tetapkan bagi dirinya, dan yang telah di tetapkan oleh rasulnya bagi Allah ta’ala tanpa ada sifat penolakan, dan tidak ada sifat penyerupaan, dan tidak juga menyerupakan, dan yang demikian itu telah di tunjukan dalam lafadz [Alhamdu: Segala puji] sebagaimana yang telah lewat.

وتضمنت إثبات النبوة في قوله : [اهدنا الصراط المستقيم] لأن ذلك ممتنع بدون الرسالة.

Dan dalam surat ini mengandung penetapan kenabian dalam firman-Nya : [ihdinash shiraath mustaqiim<a>: Tunjukanlah kami jalan yang lurus] karena kita tidak akan meminta jalan yang lurus kecuali adanya risalah.

وإثبات الجزاء على الأعمال في قوله : [مالك يوم الدين] ، وأن الجزاء يكون بالعدل ، لأن الدين معناه الجزاء بالعدل.

Dan dalam surat ini di tetapkannya balasan atas tiap amalan-amalan hamba di dalam firman Allah ta’ala : [Maaliki yaumid diin<i>: yang merajai hari pembalasan] dan bahwa setiap balasan Allah di lakukan dengan keadilan, karena lafadz Addiin yang di maksud ayat ini adalah balasan dengan keadilan.

وتضمنت إثبات القدر ، وأن العبد فاعل حقيقة ، خلافا للقدرية والجبرية بل تضمنت الرد على جميع أهل البدع والضلال فى قوله : [اهدنا الصراط المستقيم] لأنه معرفة الحق والعمل به ، وكل مبتدع وضال فهو مخالف لذلك.

Dan di dalam surat ini mengandung penetapan qadar, dan bahwa setiap hamba di nyatakan oleh Allah sebagai pelaku secara hakiki, berlawanan apa yang di fahami oleh kaum qadariyyah dan jabariyyah, bahkan dalam surat ini mengandung bantahan kepada seluruh ahli bid’ah dan kesesatan, di dalam firman Allah ta’ala : [ihdinash shiraathal mustaqiim<a>: Tunjukanlah kami ke jalan yang lurus] karena mengenal alhak dan beramal dengannya, dan setiap orang yang melakukan bid’ah dan orang yang sesat maka orang itu menyelisihi terhadap perkara tersebut.

وتضمنت إخلاص الدين لله تعالى عبادة واستعانة فى قوله : [إياك نعبد وإياك نستعين] فالحمد لله رب العالمين.

Dan dalam surat ini mengandung keikhlasan dalam beragama hanya bagi Allah ta’ala dalam ibadah dan dalam memohon pertolongan di dalam firman Allah ta’ala : [iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin<u>: hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan] maka segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar