Kitab
Taisirul Karimur Rahman Fii Tafsiril Kalamil Mannan Karya Al 'Alamah Asy
Syaikh 'Abdur rahman bin Nashir As Sa'di rahimahullahu ta'ala.
|
@ngajikitabtafsirassa'di/S=0001/klik.
|
[
تفسير الفاتحة وهي مكية ] - [1-7] : [ بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب
العالمين * الرحمن الرحيم * مالك يوم الدين * إياك نعبد وإياك نستعين * اهدنا
الصراط المستقيم * صراط الذين أنعمنت عليهم * غير المغضوب عليهم * ولا الضالين ]
أي : أبتدئ بكل اسم لله تعالى ، لأن لفظ [ اسم ] مفرد مضاف ، فيعم جميع الأسماء
[ الحسنى ] ، [ الله ] : هو المألوه المعبود ، المستحق لإفراده بالعبادة لما
اتصف به من صفات الألوهية ، وهي صفات الكمال ، [ الرحمن الرحيم ] : اسمان دالان
على أنه تعالى ذو الرحمة الواسعة العظيمة التى وسعت كل شيئ ، وعمت كل حي ،
وكتبها للمتقين المتبعين لأنبيائه ورسله ، فهؤلاء لهم الرحمة المطلقة ، ومن
عداهم فلهم نصيب منها.
|
[Tafsir
Surat Al Fatihah dan Surat ini adalah makiyyah yakni surat yang di turunkan
di kota mekah] : [1-7] : ['Dengan menyebut nama Allah yang
maha pengasih lagi maha penyayang', 'Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam', 'Yang maha pengasih lagi maha penyayang', 'Yang merajai hari
pembalasan', 'Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami
mohon pertolongan', 'Tunjukanlah kami jalan yang lurus', 'Yaitu jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan
orang-orang yang di murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat'],
yakni : Aku memulai dengan semua nama yang di miliki oleh Allah ta'ala,
karena lafadz ['ismun: nama'] adalah bentuk tunggal yang kedudukannya sebagai
mudhaf maka dia itu meliputi semua nama-nama [yang baik], ['Allah: Lafadz
Allah'] : makna daripada Allah adalah yang di jadikan sebagai sesembahan yang
di ibadahi, yang berhak untuk di esakan atau di tunggalkan dalam ibadah
karena apa yang dia mensifati dirinya dengannya daripada seluruh sifat-sifat
uluhiyyah yang itu adalah sifat-sifat kesempurnaan, ['Ar Rahmanir Rahim: Yang
maha pengasih lagi maha penyayang'] adalah dua nama yang menunjukan bahwa
Allah itu maha tinggi yang memiliki sifat kasih sayang yang luas yang agung
yang rahmatnya meliputi segala sesuatu dan yang meliputi segala yang hidup
dan Allah menetapkan sifat rahmat untuk orang-orang yang bertakwa yang
mengikuti para nabi dan rasulnya maka mereka itulah yang mendapat rahmat yang
mutlak atau seluruhnya dan barangsiapa yang selain mereka maka mereka
mendapatkan bagian dari rahmat Allah.
|
واعلم أن من القواعد المتفق عليها بين سلف
الأمة وأئمتها ، الإيمان بأسماء الله وصفاته ، وأحكام الصفات ، فيؤمنون مثلا
بأنه رحمن رحيم ، ذو الرحمة التي اتصف بها ، المتعلقة بالمرحوم ـ فالنعم كلها
أثر من آثار رحمته ، وهكذا في سائر الأسماء ، يقال في العليم : إنه عليم ذو علم
يعلم [ به ] كل شيئ ، قدير ذو قدرة يقدر على كل شيئ.
|
dan
ketahuilah bahwa termasuk dari kaidah-kaidah yang telah di sepakati antara
salaful ummah dan para imam-imamnya, adalah kita harus beriman kepada Allah
dan sifat-sifatnya, dan kita beriman dengan hukum-hukum sifat-sifatnya,
sehingga mereka beriman contohnya bahwasanya Allah adalah dzat yang maha
pengasih lagi maha penyayang, yang memiliki sifat rahmah yang telah
mensifatkan dirinya dengannya, yang terkait dengan yang di rahmati, maka
nikmat-nikmat itu semuanya adalah bukti dari bukti-bukti rahmat Allah ta'ala,
dan demikian pula pada nama-nama yang lainnya, di katakan tentang sifat
Al-'Aliim, maha mengetahui : sesungguhnya Allah 'aliim yang memiliki ilmu
pengetahuan yang mengetahui dengannya segala sesuatu, Allah itu qadiir, maha
kuasa yang memiliki kekuasaan, yang kekuasaannya meliputi segala sesuatu.
|
[
الحمد لله ] : [ هو ] الثناء على الله بصفاته الكمال ، وبأفعاله الدائرة بين
الفضل والعدل ، فله الحمد الكامل بجميع الوجوه [ رب العالمين ] الرب : هو المربي
جميع العالمين -وهم من سوي الله - بخلقه لهم ، وإعداده لهم الآلات ، وإنعامه
عليهم بالنعم العظيمة ، التي لو فقدوها لم يمكن لهم البقاء ، فما بهم من نعمة
فمنه تعالى.
|
['Alhamdu
lillah : Segala puji bagi Allah'] : ini adalah pujian kepada Allah dengan
sifat-sifat kesempurnaannya, dan dengan semua perbuatan-perbuatannya yang
berputar antara keutamaan dan keadilannya, maka bagi Allah segala puji yang
sempurna dengan semua bentuknya ['Rabbil 'Alamin : Rabb alam semesta'] rabb
maknanya adalah yang membimbing semua alam semesta - dan yang di maksud
'alamin' maknanya apa yang selain Allah - yang penciptaannya, yakni alam itu
bagi mereka, dan yang Allah persiapkan bagi mereka yang berupa
perkakas-perkakas, dan nikmat-nikmat Allah kepada mereka dengan
nikmat-nikmatnya yang agung, yang kalau seandainya semua itu di hilangkan,
mereka tidak akan mungkin bisa tinggal di dunia ini, maka tidak ada satu
kenikmatanpun yang ada pada mereka maka itu adalah bersumber dari Allah
ta'ala.
|
وتربيته تعالى لخلقه نوعان : عامة وخاصة ،
[1] فالعامة : هي خلقه للمخلوقين ، ورزقهم ، وهدايتهم لما فيه مصالحهم ، التي
فيها بقاؤهم في الدنيا. [2] والخاصة : تربيته لأوليائه ، فيربيهم بالإيمان ،
ويوفقهم له ، ويكمله لهم ، ويدفع عنهم الصوارف والعوائق الحائلة بينهم وبينه ،
وحقيقتها : تربية التوفيق لكل خير ، والعصمة عن كل شر ، ولعل هذا [ المعني ] هو
السر في كون أكثر أدعية الأنبياء بلفظ الرب ، فإن مطالبهم كلها داخلة تحت
ربوبيته الخاصة.
|
dan
bentuk tarbiyah, bimbingan Allah ta'ala terhadap makhluknya ada dua macam,
yaitu : Tarbiyah yang umum dan Tarbiyah yang khusus. [1] Maka tarbiyah Allah
yang umum adalah Allah menciptakan makhluk-makhluknya, dan Allah memberi
rizki mereka, dan Allah membimbing mereka terhadap apa yang menjadi
kemaslahatan bagi mereka, yang dengan bimbingan Allah tersebut menjadi mereka
tetap tinggal di dunia ini. [2] Dan tarbiyah Allah yang khusus adalah
bimbingan Allah kepada wali-walinya, maka Allah membimbing mereka dengan
keimanan, dan memberikan taufik kepada mereka untuk beriman, dan
menyempurnakan bagi mereka, dan menolak dari mereka perkara-perkara yang
memalingkan keimanan, dan penghalang-penghalang yang menghalangi antara mereka
dan antara Allah, dan hakikat tarbiyah Allah yang khusus ini adalah tarbiyah
Allah untuk mendapat taufik ke jalan kebaikan, dan penjagaan dari semua
kejelekkan, dan boleh jadi makna inilah yang menjadi rahasia tentang
keberadaan kebanyakan doa-doanya para nabi dengan lafadz 'rabb' maka
sesungguhnya permintaan-permintaan mereka semuanya terkadang di bawah
rububiyah Allah yang khusus.
|
فدل قوله : [ رب العالمين ] على انفراده
بالخلق والتدبير والنعم ، وكمال غناه ، وتمام فقر العالمين إليه ، بكل وجه
واعتبار.
|
dan
yang di tunjukan oleh firman Allah : [ 'Rabbil 'alamin : Rabb semesta alam']
adalah atas keesaan Allah dalam penciptaan, dan pengaturan, dan pemberian
nikmat-nikmat, dan kesempurnaan kekayaan Allah, dan betapa butuhnya alam
semesta ini kepada Allah dengan segala bentuk dan nilainya.
|
[
مالك يوم الدين ] المالك : هو من اتصف بصفة الملك التي من آثارها أنه يأمر وينهى
، ويثيب ويعاقب ، ويتصرف بمماليكه بجميع أنواع التصرفات ، وأضاف الملك ليوم
الدين ، وهو يوم القيامة ، يوم يدان الناس فيه بأعمالهم خيرها وشرها ، لأن في
ذلك اليوم يظهر للخلق تمام الظهور كمال ملكه وعدله وحكمته ، وانقطاع أملاك
الخلائق ، حتى [ إنه ] يستوي في ذلك اليوم الملوك والرعايا والعبيد والأحرار ،
كلهم مذعنون لعظمته خاضعون لعزته ، منتظرون لمجازاته ، راجون ثوابه ، خائفون من
عقابه ، فلذلك خصه بالذكر ، وإلا فهو المالك ليوم الدين ولغيره من الأيام.
|
['Maaliki yaumid diin : Penguasa hari akhirat, hari
pembalasan'] kata al maliku : adalah dzat yang di sifati dengan sifat
kekuasaan, di mana dampak dari kekuasaan adalah memerintah dan melarang, dan
memberi ganjaran akibat perbuataan baik dan membalas akibat perbuatan buruk,
dan Allah mengatur seluruh yang menjadi tanggungannya dengan semua bentuk
pengaturan-pengaturan, dan Allah sandarkan sifat kekuasaan kepada yaumiddin,
yaitu hari kiamat, hari di mana manusia itu akan di seru dengan amalan-amalan
mereka, baik atau buruknya amalan manusia, karena pada hari itu akan tampak
bagi makhluk benar-benar jelas, kesempurnaan kekuasaan Allah, dan
keadilannya, dan hikmahnya, dan di putuskan dari seluruh makhluk ini, sehingga
[sesungguhnya] semuanya setara, sejajar di hari itu di hadapan Allah, semua
raja-raja, dan semua rakyat biasa, dan semua budak, dan semua orang yang
merdeka, semuanya tunduk terhadap keagungan Allah ta'ala, semua merendahkan
dirinya di karenakan kemuliaan Allah, mereka semua menunggu untuk bisa
selamat, terbebaskan dari hisab, mereka semua berharap untuk mendapatkan
pahala, mereka semua takut bila dia bila dia mendapatkan siksanya, maka oleh
karenanya Allah mengkhususkan penyebutan al malik pada ayat ini, karena pada
hakekatnya Allah adalah al malik, penguasa di hari itu dan di hari-hari yang
lainnya.
|
وقوله : [ إياك نعبد وإياك نستعين ] أي :
نخصك وحدك بالعبادة والإستعانة ، لأن تقديم المعمول يفيد الحصر ، وهو إثبات
الحكم للمذكور ونفيه عما عداه ، فكأنه يقول : نعبدك ولا نعبد غيرك ونستعين بك
ولا نستعين بغيرك.
|
Dan firman Allah ta’ala : [iyyaaka na’budu wa iyyaaka
nasta’iinu : hanya kepadamu ya Allah kami menyembah dan dan hanya kepadamu ya
Allah kami meminta pertolongan] yaitu kami mengkhususkan kepadamu ya Allah
secara esa atau sendirian tidak ada yang lain, dalam hal ibadah dan meminta
pertolongan, di karenakan di dahulukan objek atau maf’ul bih [daripada
penyebabnya] memberikan konsekwensi pembatasan, adalah kita tetapkan hukum
sebagaimana yang di sebutkan dan kita hapus yang lain, maka seakan-akan dia
mengatakan : kami beribadah kepadamu dan kami tidak akan beribadah kepada
selainmu, dan kami meminta pertolongan kepadamu dan kami tidak akan meminta
pertolongan kepada selainmu.
|
وقدم العبادة على الإستعانة ، من باب تقديم
العام على الخاص ، واهتمام بتقديم حقه تعالى على حق عبده ، و [العبادة] اسم جامع
لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأعمال والأقوال الظاهرة والباطنة ، و [الإستعانة]
هي الإعتماد على الله تعالى في جلب جلب المنافع ودفع المضار ، مع الثقة به فى تحصيل
ذلك.
|
Dan Allah mendahulukan persoalan tentang ibadah di
bandingkan persoalan bantuan, karena mendahulukan perkara yang umum di
bandingkan atas perkara yang khusus, dan memberikan perhatian untuk
mendahulukan hak Allah ta’ala atas hambanya, dan yang di namakan [ibadah]
adalah sebuah nama yang menyeluruh yang mencakup segala perkara yang di
cintai oleh Allah dan di ridhoinya dari amalan-amalan maupun
perbuatan-perbuatan yang tampak maupun yang tersembunyi, sedangkan yang
namanya [isti’anah] ialah kita menyandarkan diri kepada Allah ta’ala dalam
mengambil kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, dengan adanya kepercayaan
kepada Allah bahwa Allah akan mewujudkan hal itu.
|
والقيام بعبادة الله والإستعانة به هو
الوسيلة للسعادة الأبدية ، والنجاة من جميع الشرور ، فلا سبيل إلى النجاة إلا
بالقيام بهما ، وإنما تكون العبادة عبادة إذا كانت مأخودة عن رسول الله صلى الله
عليه وسلم مقصودا بها وجه الله ، فبهذين الأمرين تكون عبادة ، وذكر [الإستعانة]
بعد [العبادة] مع دخولها فيها ، لاحتياج العبد فى جميع عباداته إلى الإستعانة بالله
تعالى ، فإنه إن لم يعنه الله ، لم يحصل له ما يريده من فعل الأوامر واجتناب
النواهي.
|
Dan menegakan peribadahan hanya kepada Allah dan
meminta tolong hanya kepadanya itu menjadi wasilah untuk kita mendapatkan
kebahagiaan yang abadi, dan mendapatkan keselamtan dari semua bentuk
kejelekan, maka tidak ada jalan menuju keselamatan kecuali kita menegakan
kedua hal ini, dan sesungguhnya ibadah itu hanya di namakan sebuah ibadah manakala ibadah itu di ambil dari
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus di tujukan dengan ibadah
tersebut wajah Allah semata, maka dengan dua perkara inilah perbuatan
tersebut di namakan sebagai ibadah dan Allah menyebutkan [minta pertolongan]
setelah [ibadah] padahal minta pertolongan itu bagian daripada ibadah karena
setiap hamba membutuhkan semua bentuk ibadahnya kepada minta tolong kepada
Allah ta’ala, maka sesungguhnya jika Allah tidak membantu dia, tidaklah dia
akan mendapatkan apa yang dia inginkan dari menjalankan perintah-perintah
Allah dan meninggalkan larangan-larangannya.
|
ثم قال تعالى : [اهدنا الصراط المستقيم] أي :
دلنا وأرشدنا ووفقنا للصراط المستقيم ، وهو الطريق الواضح الموصل إلى الله وإلى
جنته ، وهو معرفة الحق والعمل به ، فاهدنا إلى الصراط واهدنا في الصراط ،
فالهداية إلى الصراط : لزوم دين الإسلام ، وترك ما سواه من الأديان ، فالهداية
في الصراط تشمل الهداية لجميع التفاصيل الدينية علما وعملا. فهذا الدعاء من أجمع
الأدعية وأنفعها للعبد ، ولهذا وجب على الإنسان أن يدعو الله به في كل ركعة من
صلاته ، لضرورته إلى ذلك.
|
Kemudian Allah ta’ala berfirman : [ihdinash shirathal
mustaqiim<a>: berikanlah hidayah kepada kami kepada jalan yang lurus]
yaitu tunjukanlah kepada kami, dan berikanlah bimbingan kepada kami, dan
berikanlah taufik kepada kami kepada jalan Allah yang lurus, yaitu jalan yang
jelas yang akan menghantarkan kita kepada Allah dan kepada surganya, dan
jalan yang lurus itu adalah mengenal alhaq dan beramal dengannya, maka
berikanlah hidayah kepada kami menuju ash shirat dan berikanlah hidayah
kepada kami di dalam ash shirat, maka hidayah kepada ash shirat adalah : konsisten
di dalam agama islam dan meninggalkan apa yang selainnya dari agama-agama
yang ada, dan hidayah di dalam ash shirat mencakup seluruh bentuk hidayah
terhadap segala bentuk rincian-rincian dari agama ini
baik secara ilmu dan amalannya, maka doa ini adalah doa yang paling komplek dan paling bermanfaat bagi
setiap hamba, dan oleh karena ini Allah wajibkan atas setiap manusia untuk
berdoa kepada Allah dengan doa ini di setiap roka’at dari sholatnya, karena
sangat butuhnya kita kepada doa ini.
|
وهذا الصراط المستقيم هو : [صراط الذين أنعمت
عليهم] من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين ، [غير] صراط [المغضوب عليهم]
الذين عرفوا الحق وتركوه كاليهود ونحوهم ، وغير صراط [الضالين] الذين تركوا الحق
على جهل وضلال ، كالنصارى ونحوهم.
|
Dan jalan yang lurus itu adalah : [shiraathal ladziina
an’amta ‘alaihim: jalannya orang-orang yang telah Engkau berikan kenikmatan
kepada mereka] dari kalangan para nabi, dan orang-orang yang shiddiq, dan
para syuhada, dan orang-orang sholeh [ghoiri: Selain] dari jalannya [Almaghdhuubi
‘alaihim: orang-orang yang telah engkau murkai atas mereka] mereka adalah
orang-orang yang mengenal alhaq kemudian meninggalkannya, seperti bangsa
yahudi dan semisal mereka, dan selain jalannya [adh dhaalliin<a>:
orang-orang yang sesat] yaitu orang-orang yang meninggalkan alhak di atas
kebodohan dan kesesatannya, seperti kaum nashrani dan semisal mereka.
|
فهذه السورة على إيجازها ، قد احتوت على مالم
تحتو عليه سورة من سور القرآن ، فتضمنت أنواع التوحيد الثلاثة : توحيد الربوبية
يؤخذ من قوله : [رب العالمين] ، وتوحيد الإلهية ، وهو إفراد الله بالعبادة ،
يؤخد من لفظ : [لله] ومن قوله : [إياك نعبد] وتوحيد الأسماء والصفات ، وهو إثبات
صفات الكمال لله تعالى ، التي أثبتها لنفسه ، وأثبتها له رسوله من غير تعطيل ولا
تمثيل ولا تشبيه ، وقد دل على ذلك لفظ [الحمد] كما تقدم.
|
Maka surat alfatihah ini sekalipun begitu ringkasnya,
tetapi dia telah mengandung apa-apa yang tidak di kandung oleh satu suratpun
dari surat-surat yang ada di dalam Alqur’an, maka surat ini mengandung
macam-macam tauhid yang tiga : [1] tauhid rububiyyah, di ambil dari firman
Allah ta’ala : [rabbil ‘aalamiin: Tuhan semesta alam] [2] dan tauhid
uluhiyyah, yaitu mengesakan Allah dalam peribadahan, di ambil dari kata
[lillaahi: milik Allah] dan di ambil dari firman Allah [iyyaaka na’budu:
hanya kepada Engkau kami menyembah] [3] dan tauhid asma’ was sifat, yaitu
menetapkan sifat-sifat sempurna bagi Allah ta’ala, yang Allah tetapkan bagi
dirinya, dan yang telah di tetapkan oleh rasulnya bagi Allah ta’ala tanpa ada
sifat penolakan, dan tidak ada sifat penyerupaan, dan tidak juga
menyerupakan, dan yang demikian itu telah di tunjukan dalam lafadz [Alhamdu:
Segala puji] sebagaimana yang telah lewat.
|
وتضمنت إثبات النبوة في قوله : [اهدنا الصراط
المستقيم] لأن ذلك ممتنع بدون الرسالة.
|
Dan dalam surat ini mengandung penetapan kenabian dalam
firman-Nya : [ihdinash shiraath mustaqiim<a>: Tunjukanlah kami jalan
yang lurus] karena kita tidak akan meminta jalan yang lurus kecuali adanya
risalah.
|
وإثبات الجزاء على الأعمال في قوله : [مالك
يوم الدين] ، وأن الجزاء يكون بالعدل ، لأن الدين معناه الجزاء بالعدل.
|
Dan dalam surat ini di tetapkannya balasan atas tiap
amalan-amalan hamba di dalam firman Allah ta’ala : [Maaliki yaumid
diin<i>: yang merajai hari pembalasan] dan bahwa setiap balasan Allah
di lakukan dengan keadilan, karena lafadz Addiin yang di maksud ayat ini
adalah balasan dengan keadilan.
|
وتضمنت إثبات القدر ، وأن العبد فاعل حقيقة ،
خلافا للقدرية والجبرية بل تضمنت الرد على جميع أهل البدع والضلال فى قوله :
[اهدنا الصراط المستقيم] لأنه معرفة الحق والعمل به ، وكل مبتدع وضال فهو مخالف
لذلك.
|
Dan di dalam surat ini mengandung penetapan qadar, dan
bahwa setiap hamba di nyatakan oleh Allah sebagai pelaku secara hakiki,
berlawanan apa yang di fahami oleh kaum qadariyyah dan jabariyyah, bahkan
dalam surat ini mengandung bantahan kepada seluruh ahli bid’ah dan kesesatan,
di dalam firman Allah ta’ala : [ihdinash shiraathal mustaqiim<a>:
Tunjukanlah kami ke jalan yang lurus] karena mengenal alhak dan beramal
dengannya, dan setiap orang yang melakukan bid’ah dan orang yang sesat maka
orang itu menyelisihi terhadap perkara tersebut.
|
وتضمنت إخلاص الدين لله تعالى عبادة واستعانة
فى قوله : [إياك نعبد وإياك نستعين] فالحمد لله رب العالمين.
|
Dan dalam surat ini mengandung keikhlasan dalam
beragama hanya bagi Allah ta’ala dalam ibadah dan dalam memohon pertolongan
di dalam firman Allah ta’ala : [iyyaaka na’budu wa iyyaaka
nasta’iin<u>: hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada
Engkau kami mohon pertolongan] maka segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar