Rabu, 20 Februari 2019

bertaubat kepada Allah ta'ala - kitab tajul arus alhawi litahdzibin nufus part2.

Kitab tajul ‘arus alhawi litahdzibin nufus karya asy syaikh al imam al jami’ baina ilmisy syar’iyati wal haqiqah tajuddin abil abbas ahmad bin athaillah assakandari rahimahullahu ta’ala :

@ngajikitabtajularus/S=0002/klik.


واعلم أنه إذا كان لك وكيل يحاسب نفسه ويحققها فأنت لا تحاسبه لمحاسبته نفسه وإن كان وكيلا غير محاقق لنفسه فأنت تحاسبه وتحققه وتبالغ فى محاسبته فعلى هذا ينبغي لك أن يكون عملك كله لله تعالى ولا ترى أنك تفعل فعلا والله تعالى لا يحاسبك ولا يحاققك.

dan ketahuilah olehmu bahwasannya apabila kamu memiliki wakil yang dia mengkoreksi dirinya sendirinya dan yang meneliti dirinya sendiri maka kamu jangan mengkoreksinya karena wakilmu itu telah mengkoreksi dirinya sendiri dan jika wakilmu itu tidak meneliti terhadap dirinya sendiri maka kamu yang mengkoreksinya, menelitinya dan benar-benar tandas dalam mengkoreksinya maka berdasarkan ini sebaiknya bagimu agar supaya amalmu semuanya untuk Allah ta’ala dan kamu jangan melihat bahwasannya kamu yang melakukan pekerjaan itu dan Allah ta’ala tidak mengkoreksimu dan menelitimu.

وإذا وقع من العبد ذنب وقع معه ظلمة فمثال المعصية كالنار والظلمة دخانها كمن أوقد فى بيت سبعين سنة ألا تراه يسود ؟ كذلك القلب يسود بالمعصية فلا يظهر إلا بالتوبة إلى الله فصار الذل والظلمة والحجاب مقارنة للمعصية.

dan apabila dosa itu terjadi dari seorang hamba maka terjadi pula bersamanya kegelapan maka perumpamaan maksiat adalah seperti api dan kegelapan itu adalah asapnya maka barangsiapa yang menyalakan api dirumahnya selama 70 tahun apakah kamu tidak melihat rumah itu menjadi hitam ? demikian juga hati akan menjadi hitam dengan maksiat maka tidak akan menjadi bersih kecuali dengan bertaubat kepada Allah maka menjadilah kehinaan, kegelapan dan penutup karena mengikuti kepada kemaksiatan.

فإذا تبت إلى الله زالت آثار الذنوب ولا يدخل عليك الإهمال إلا بإهمالك عن متابعة النبي صلى الله عليه وسلم ولا تحصل لك الرفعة عند الله تعالى إلا بمتابعة النبي صلى الله عليه وسلم.

Maka apabila kamu bertaubat kepada Allah maka hilanglah bekas-bekas dosa dan tidak masuk atasmu menganggap remeh perbuatan dosa kecuali disebabkan karena kamu menganggap remeh dari mengikuti nabi shallallahu alaihi wa sallam dan tidak akan bisa kamu mendapat kemuliaan disisi Allah ta’ala kecuali dengan mengikuti nabi shallallahu alaihi wa sallam.

والمتابعة له صلى الله عليه وسلم على قسمين جلية وخفية فالجلية كالصلاة والصيام والزكاة والحج والجهاد وغير ذللك والخفية أن تعتقد الجمع فى صلاتك والتدبر فى قراءتك.

dan mengikut kepada nabi shallallahu alaihi wa sallam itu terbagi atas dua bagian, yaitu jelas dan samar maka yang jelas seperti sholat, puasa, zakat, haji, jihad dan selain itu ; dan yang samar adalah kamu meyakini keseluruhan dalam sholatmu dan memahami dalam bacaanmu.

فإذا فعلت الطاعة كالصلاة والقراءة ولم تجد فيها جمعا ولا تدبرا فاعلم أن بك مرضا باطنا من كبر أو عجب أو غير ذلك، قال الله تعالى : [فأصرف عن ءايتي الذين يتكبرون فى الأرض بغير الحق] [سورة الأعراف : 146].

Maka apabila kamu melakukan ketaatan seperti sholat dan membaca alqur’an dan kamu tidak menemukan didalam ketaatan tersebut sepenuh hati dan juga tidak memahami maknanya maka ketahuilah olehmu bahwa padamu itu ada penyakit hati yang berupa sombong dan bangga diri atau selain itu, Allah ta’ala berfirman : [maka Aku palingkan dari ayat-ayatku, yaitu orang-orang yang mereka sombong dimuka bumi dengan tanpa hak] [QS. Al-A’raf : 146].

فيكون مثلك كالمحموم الذي يجد فى فمه السكر مرا فالمعصية مع الذل والإفتقار خير من طاعة مع العز والإستكبار، قال الله تعالى حكاية عن إبراهيم الخليل عليه وعلى نبينا محمد أفضل الصلاة وأتم السلام [فمن تبعني فإنه مني] فمفهوم هذا أن من لم يتبعه ليس منه.

Maka menjadilah perumpamaanmu seperti orang yang demam yang merasakan gula pada mulutnya itu dirasa pahit maka maksiat bersamaan dengan merasa hina dan membutuhkan kepada Allah itu lebih baik daripada ketaatan yang disertai rasa bangga dan sombong, Allah ta’ala berfirman menceritakan tentang ibrahim alkhalil yang semoga atasnya dan atas nabi kita muhammad shallallahu alaihi wa sallam seutama-utama sholawat dan seutama-utama salam [maka barangsiapa yang mengikutiku maka dia termasuk golonganku] maka dapat difahami perkataan ini bahwa barangsiapa yang tidak mengikuti nabi ibrahim maka dia bukan dari golongannya.

وقال تعالى حكاية عن نوح عليه وعلى نبينا المصطفى أزكى الصلاة والسلام : [إن ابني من أهلي] فأجابه سبحانه بقوله تعالى : [قال يا نوح إنه ليس من أهلك إنه عمل غير صالح فلا تسئلن ما ليس لك به علم إني أعظك أن تكون من الجاهلين] [سورة هود : 46].

dan Allah ta’ala berfirman menceritakan tentang nuh yang semoga atasnya dan atas nabi kita almushthafa sebersih-bersih sholawat dan salam : [sesungguhnya anakku adalah termasuk dari golonganku] maka Allah subhanahu menjawabnya dengan firman Allah ta’ala : [Allah berfirman : wahai nuh, sesungguhnya anakmu itu bukan dari keluargamu, sesungguhnya dia itu beramal dengan amalan yang tidak baik, sebab itu janganlah kamu memohon kepadaku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakikatnya, sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan] [QS. Hud : 46].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar