Jumat, 22 Februari 2019

kitab rahasia-rahasia bersuci - kitab mau'izhatul mu'minin min ihya ulumuddin.

Kitab Mau'idhatul Mu'minin min Ihya 'Ulumuddin karya Al 'Alamah Asy Syaikh Muhammad Jamaluddin Al Qasimi rahimahullahu ta'ala :

@ngajikitabmau’izhatulmu’minin/S=0006/klik.


كتاب أسرار الطهارة ؛ قال تعالى : [ما يريد الله ليجعل عليكم من جرح ولكن يريد ليطهركم] وقال تعالى : [فيه رجال يحبون أن يتطهروا والله يحب المطهرين] وقال صلى الله عليه وسلم : مفتاح الصلاة الطهور ؛ وعنه : بني الدين على النظافة ؛ ففطن ذوو البصائر بهذه الظواهر أن أهم الأمور تطهير السرائر إذ يبعد أن يكون المراد بقوله : الطهور نصف الإيمان ؛ عمارة الظاهر بالتنظيف بإفاضة الماء وإلقائه وتخريب الباطن وإبقائه مشحونا بالأخباث والأقذار هيهات هيهات.

Kitabu asrarith thaharati ; qala ta’ala : [ma yuridullahu liyaj’ala ‘alaikum min harajin wa lakin yuridu liyuthahhirakum] wa qala ta’ala : [fihi rijalun yuhibbuna an yatathahharu wallahu yuhibbu l muthahhirina] wa qala shallallahu ‘alaihi wa sallama : miftahush shalati aththuhuru ; wa ‘anhu : buniyad dinu ‘alan nazhafati ; fafathana dzul bashari bihadzihizh zhawahiri anna ahammal umuri tathhirus sara-iri ; idz yab’udu an yakunal muradu biqaulihi shallallahu ‘alaihi wa sallam : aththuhuru nishful imani ; ‘imaratazh zhahiri bit tanzhifi bi-ifadhatil ma-i wa ilqa-ihi wa takhribil bathini wa ibqa-ihi masyhunan bil akhbatsi wal aqdzari haihata haihata.

Kitab rahasia-rahasia bersuci ; Allah ta’ala berfirman : [tidaklah Allah menghendaki untuk menjadikan atas kalian yang berupa beban berat, akan tetapi Allah menghendaki agar kalian semua mensucikan diri] dan Allah ta’ala berfirman : [didalamnya ada beberapa laki-laki yang mereka menyukai untuk mensucikan diri dan Allah mencintai orang-orang yang mensucikan diri] dan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : kuncinya sholat adalah bersuci ; dan dari nabi shallallahu alaihi wa sallam  (beliau bersabda) : agama ini dibangun diatas kebersihan ; maka mengertilah orang-orang yang memiliki mata hati dengan penjelasan-penjelasan ini bahwa perkara-perkara yang paling penting adalah mensucikan ruhani-ruhani manusia ; karena akan jauh menjadikan sesuatu yang dimaksud dengan sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : bersuci itu setelah daripada keimanan ; adalah memakmurkan anggota dhahir dengan kebersihan dengan menuangkan air dan menyiramkan air (kepada anggota badan) dan mengosongkan batin dan tetapnya batin dalam keadaan dipenuhi dengan najis-najis dan kotoran-kotoran ; jauh sekali, jauh sekali.

والطهارة لها أربع مراتب : المرتبة الأولى : تطهير الظاهر عن الأحداث وعن الأخباث والفضلات ؛ المرتبة الثانية : تطهير الجوارح عن الجرائم والآثام ؛ المرتبة الثالثة : تطهير القلب عن الأخلاق المذمومة والرذائل الممقوتة ؛ المرتبة الرابعة : تطهير السر عما سوى الله تعالى وهو طهارة الأنبياء صلوات الله عليهم والصديقين.

Wath thaharatu laha arba’u maratiba : almartabatul ula : tathhiruzh zhahiri ‘anil ahdatsi wa ‘anil akhbatsi wal fudhala-i ; almartabatuts tsaniyatu : tathhirul jawarihi ‘anil jara-imi wal aatsami ; almartabatuts tsalitsatu : tathhirul qalbi ‘anil akhlaqil madzmumati war radza-ilil mamqutati ; almartabatur rabi’atu : tathhirus sirri ‘amma siwallahi ta’ala wa huwa thaharatul anbiya-i shalawatullahi ‘alaihim wash shiddiqina.

dan bersuci itu memiliki 4 tingkatan : tingkatan pertama : membersihkan anggota zhahir dari hadas-hadas dan dari najis-najis dan kotoran-kotoran ; tingkatan kedua : mensucikan anggota-anggota badan dari kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa ; tingkatan ketiga : mensucikan hati dari akhlak yang dicela dan kotoran-kotoran ruhani yang dimurkai ; tingkatan keempat : mensucikan hati dari apa yang selain Allah ta’ala dan dia itu adalah bersucinya para nabi semoga shalawat Allah atas mereka dan para shiddiqin.

ولن ينال العبد الطبقة العالية إلا أن يجاوز الطبقة السافلة فلا يصل إلى طهارة السر عن الصفات المذمومة وعمارته بالمحمودة ما لم يفرغ من طهارة القلب عن الخلق المذموم وعمارته بالخلق المحمود ، ولن يصل إلى ذلك من لم يفرغ من طهارة الجوارح عن المناهى وعمارتها بالطاعات.

Wa lan yanalal ‘abdu aththabqatal ‘aliyyata illa an yujawiza aththabqata assafilata fala yashilu ila thaharatis sirri ‘anish shifatil madzmumati wa ‘imaratihi bil mahmudati ma lam yafrugh min thaharatil qalbi ‘anil khuluqil madzmumi wa ‘imaratihi bil khuluqil mahmudi, wa lan yashila ila dzalika man lam yufrigh min thaharatil jawarihi ‘anil manahi wa ‘imaratiha bith tha’ati.

Dan tidak akan bisa seorang hamba mendapat tingkatan yang tinggi kecuali dia melewati tingkatan yang dibawahnya maka dia tidak bisa sampai kepada sucinya hati dari sifat-sifat yang dicela dan memakmurkan hati dengan sifat-sifat yang dipuji selama dia belum menyelesaikan dari bersihnya hati dari akhlak-akhlak yang dicela dan meramaikan hati dengan akhlak-akhlak yang dipuji ; dan tidak akan bisa sampai kepada sucinya hati, yakni orang yang belum menyelesaikan dari bersihnya anggota-anggota badan dari perkara-perkara yang dilarang dan meramaikannya dengan ketaatan-ketaatan.

كلما عز المطلوب وشرف صعب مسلكه وكثرت عقباته فلا تظن أن هذا الأمر يدرك بالمنى وينال بالهوينا ، نعم من عميت بصيرته عن تفاوت هذه الطبقات لم يفهم من مراتب الطهارة إلا الدرجة الأخيرة التى هي كالقشرة الأخيرة الظاهرة بالإضافة إلى اللب المطلوب فصار يمعن فيها ويستوعب خميع أوقاته فى الإستنجاء وغسل الثياب و تنظيف الظاهر وطلب المياه الجارية الكثيرة ظنا منه بحكم الوسوسة ويخيل العقل :

Kullama ‘azzal mathlubu wa syarufa sha’uba maslakuhu wa katsurat ‘aqabatuhu fala tazhunnu anna hadzal amra yudraku bil muna wa yunalu bil huwaina, na’am man ‘amiyat bashiratuhu ‘an tafawuti hadzihith thabaqati lam yafham min maratibith thaharati illad darajatul akhiratu allatii hiya kal qasyratil akhiratizh zhahirati bil idhafati ilal lubbil mathlubi fashara yam’anu fiha wa yastau’ibu jami’a auqatihi fil istinja-i wa ghaslits tsiyabi wa tanzhifizh zhahiri wa thalabil miyahil jariyatil katsirati zhannan minhu bihukmil waswasati wa takhayyulil ‘aqli.

Seringkali sesuatu yang dituntut itu agung dan mulia maka sulit menjalaninya dan banyak rintangannya maka jangan kamu menyangka bahwa perkara ini bisa didapat dengan hanya berharap dan bisa didapat dengan mudah, iya benar sulit, yakni orang yang buta mata hatinya dari tidak samanya (berbedanya) tingkatan-tingkatan ini, yakni orang yang tidak mengerti daripada tingkatan-tingkatan bersuci kecuali derajat yang terakhir yang itu seperti kulit yang terakhir yang terang dengan dibandingkan isi sesuatu yang dituntut maka menjadi dalam dalam masalah bersuci dan menghabiskan semua waktu-waktunya dalam beristinja dan mencuci pakaian dan kebersihan anggota dhahir dan mencari air yang mengalir yang banyak karena persangkaan dari orang itu dengan hukum waswas dan khayalan akal pikiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar