Kajian Kitabul
Buyu’ yang diambil dari Kitab Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Halaman :
169 (seratus enam puluh sembilan) ; Karya Imam Ibnu Hajar Al’Asqalani semoga
Allah merahmatinya : Tema Pembahasan : Larangan Menjual Barang Sebelum di
Terima dan dibawa ke Tempat Tinggalnya.
|
@ngajisyarahbulughulmaram/S=0016/klik.
|
كتاب البيوع
= Kitab Jual Beli
|
= Audio kajian =
|
Dalil Hadits Pertama
tentang Larangan Menjual Barang Sebelum di Terima dan dibawa ke Tempat Tinggalnya adalah
sebagai berikut :
|
[823] – وعن ابن عمر رضي الله عنهما
قال : ابتعت زيتا في السوق فلما استوجبته لقيني رجل فأعطاني به ربحا حسنا فأردت أن
أضرب على يد الرجل فأخذ رجل من خلفي بذراعي فالتفت فإذا هو زيد بن ثابت فقال : لا
تبعه حيث ابتعته حتى تحوزه إلى رحله فإن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى : أن
تباع السلع حيث تبتاع حتى يحوزها التجار إلى رحالهم ؛ رواه أحمد وأبو داود واللفظ
له وصححه ابن حبان والحاكم.
Dan dari ibnu
‘umar semoga Allah meridhai keduanya, dia berkata : saya membeli minyak di
pasar maka setelah saya menerimanya, seorang bertemu denganku maka seorang itu
memberiku keuntungan yang baik dengannya maka saya hendak menyerahkan barang
itu untuk menjadi milik orang itu maka tiba-tiba ada seorang memegang dari
belakang lenganku lalu saya menoleh maka tiba-tiba dia adalah zaid bin tsabit
maka dia berkata : jangan kamu menjualnya di tempat kamu membelinya sampai kamu
membawa minyak itu ke tempat tinggalmu maka sesungguhnya rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang : untuk menjual barang di tempat barang itu di beli
sehingga para pedagang membawa pulang barang dagangan ke tempat tinggal mereka
; hadits diriwayatkan oleh ahmad dan abu dawud dan lafadz hadits pada riwayat
abu dawud dan hadits ini dishahihkan oleh ibnu hibban dan alhakim.
Faedah Hadits
Bulughul Maram Nomer : 823 – Kitab Jual Beli :
|
Hadits ini
sebagai dalil bahwa tidak boleh bagi pembeli untuk menjual barang yang
dibelinya sebelum membawa pulang barang itu ke tempat tinggalnya, dan yang
dhahir bahwa yang di maksud dengannya adalah sebelum barang itu resmi menjadi
miliknya, ini adalah pendapat jumhur ulama.
Dalil Hadits
tentang bolehnya jual beli dengan mata uang berbeda dengan syarat kontan dan
belum berpisah dari tempat transaksi jual beli.
|
[824] – وعنه رضي الله عنه قال : قلت
يا رسول الله ، إني أبيع الإبل بالبقيع فأبيع بالدنانير وآخذ الدراهيم ، وأبيع
بالدراهيم وآخذ الدنانير ، آخذ هذا من هذه وأعطي هذه من هذا ، فقال رسول الله صلى
الله عليه وسلم : لا بأس أن تأخذها بسعر يومها ما لم تفترقا وبينكما شيئ
<13> ؛ رواه الخمسة وصححه الحاكم.
===<13>. وفي نسخة بالنقيع ، فبالباء الموحدة هو بقيع الغرقد مقابر أهل
المدينة ، وبالنون موضع قريب من المدينة ، وبالمدينة نقيع الخضمات الذي جمع فيه
أسعد بن زرارة أول جمعة ، ونقيع آخر حماه النبي صلى الله عليه وسلم لإبل الصدقة ،
لأنه كان يستنقع فيه الماء فكلما نضب نبت مكانه الكلأ ، وهو فى صدر وادي العقيق من
ديار مزينة ، والحديث قال الترمذي : لا نعرفه مرفوعا إلا من حديث سماك بن حرب ،
وذكر أنه روي عن ابن عمر موقوفا ، وقد أخرجه النسائي من قول ابن عمر ، قال الخطابي
: واشترط أن لا يتفرقا وبينهما شيئ لأن اقتضاء الدراهم من الدنانير صرف ، وعقد
الصرف لا يصح إلا بالتقابض.
Dan darinya
(ibnu ‘umar semoga Allah meridhainya), dia berkata : saya bertanya wahai
rasulullah, sesungguhnya saya menjual onta di baqi’ maka saya menjual onta
dengan uang dinar dan saya mengambil pembayaran dengan uang dirham, dan saya menjual
onta dengan uang dirham dan saya mengambil pembayaran dengan uang dinar, saya
mengambil ini dari harga ini, dan saya menerima ini dari harga ini, maka
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak mengapa kamu
mengambilnya dengan harga pada hari itu selama kalian belum berpisah dan
diantara keduanya tidak ada masalah ; hadits ini diriwayatkan oleh imam yang
lima dan dishahihkan oleh alhakim.
===<13>.
Dalam satu naskah disana ditulis binnaqi’ (saya menjual onta dinaqi’) maka
dengan huruf ba’ titik satu dia adalah baqi’ul gharqad nama kuburan penduduk
madinah dan dengan huruf nun adalah tempat yang dekat dengan madinah dan
dimadinah ada naqi’ul khadhamat yang berkumpul ditempat itu as’ad bin zararah
untuk melakukan jum’at yang pertama kali, dan ada naqi’ yang lain yang nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam melindunginya untuk onta zakat karena naqi’
adalah merupakan tempat sumber air yang air itu meresap ke tanah pada tempat
itu maka setiap kali tumbuh tumbuhan tempatnya rumput dan dia itu ada didekat
lembah ‘aqiq dari dekat rumah, dan tentang hadits ini berkata attirmidzi : kami
tidak mengetahui hadits ini marfu’ (sampai kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam) kecuali dari hadits samak bin harb, dan dia menyebutkan bahwasannya dia
meriwayatkan dari ibnu ‘umar secara mauquf, dan sungguh telah dikeluarkan oleh
annasa’i dari ucapan ibnu ‘umar, berkata alkhaththabi : dan syarat tidak boleh
keduanya (penjual dan pembeli) berpisah dan diantara keduanya tidak ada masalah
karena membayar uang dirham dari penjualan uang dinar itu pertukaran dan akad
pertukaran yang pertukaran itu tidak sah kecuali dengan saling menerima secara
kontan.
Faedah Hadits
Bulughul Maram Nomer : 824 – Kitab Jual Beli.
|
Lafad : ما لم تفترقا وبينكما شيئ (selama kalian belum berpisah dan diantara keduanya tidak ada masalah)
maksudnya adalah menjual dengan uang dirham ternyata dibayar dengan uang dinar
dengan nilai yang sama dan juga sebaliknya.
Pertama :
Hadits ini sebagai dalil bolehnya membayar ema dengan ganti perak dan perak
dengan mengganti emas.
Kedua : Hadits
ini sebagai dalil bahwa hal itu adalah dilakukan dengan kontan dan belum
berpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar